Putrie Aura, Jemaah Haji Disabilitas Penghafal Al-Qur'an yang Sudah Berhaji Pada Usia 21 Tahun.
Sumber :
  • Faiz Nash/ Media Center Haji 2024

Kisah Putrie Aura, Qoriah dan Penghafal Al-Qur’an Tunanetra yang Berhaji di Usia 21 Tahun

Rabu, 5 Juni 2024 - 17:16 WIB

Makkah, tvOnenews.com - Putrie Aura adalah seorang jemaah haji disabilitas.

Wanita berusia 21 tahun yang biasa disapa dengan Aura ini merupakan seorang Qoriah dan penghafal Al-Qur’an Tunanetra.

“Saya mencintai Al-Qur’an. Saya yakin, apa yang saya peroleh itu berkah dari Al-Quran, saya bisa merasakannya,” ujar Aura ketika ditemui oleh Media Center Haji di Makkah, Selasa (4/6/2024).

Aura mengaku memiliki kecintaannya pada Al-Qur’an sejak kecil.

Bahkan, perempuan kelahiran 30 Maret 2003 ini sudah diperdengarkan ayat suci Al-Qur’an sejak bayi.

“Baik itu pagi, siang, maupun sore hari,” katanya.

Sangat Mencintai Al-Qur’an


Putrie Aura, Jemaah Haji Disabilitas Penghafal Al-Qur'an yang Sudah Berhaji Pada Usia 21 Tahun (Sumber: Media Center Haji 2024)

Putrie Aura mengaku pertama kali belajar Quran di usia 3 tahun.

Neneknya lah yang mengajari Putri Aura dalam belajar Al-Qur’an. 

Aura biasa belajar mengaji setelah selesai shalat Subuh.

Pada awalnya, Aura berlatih menghafal surat pendek mulai dari An Nas hingga Al-Fil.

Saat berusia lima tahun, perempuan bernama lengkap Putrie Aura Hermawan ini pun beralih belajar tilawah Qur’an. 

“Cara belajarnya, guru merekam suara di handphone, jadi belajar dari rekaman handphone karena dulu belum ada Youtube,” cerita Aura.

Namun saat itu ia mengaku belum bisa membaca Al-Qur’an. 

Baru kemudian di usia delapan tahun, Aura menemukan kak Bintang.

Kak Bintanglah yang mengajarinya belajar Qur’an braille.

Kemudian pada usia 10 tahun, Putri Aura kembali belajar tilawah.

Hingga akhirnya, pada tahun 2014, Aura mulai mengikuti lomba MTQ mulai dari tingkat kecamatan, kota Binjai, hingga provinsi Sumatera Utara.

Sejak itulah, berbagai prestasi lomba tilawah Qur’an disandang oleh Putrie Aura. 

Saat diwawancara di hotel 320, Arab Saudi, tempat ia menginap selama di Makkah, Aura menunjukkan caranya belajar menghafal Al-Qur’an.

Jari tangan Aura tampak cekatan mencari aplikasi yang biasa dipakainya untuk hafalan Qur’an.

Khatam adalah aplikasi yang biasa digunakannya.

Setelah meng-klik aplikasi Khatam, dengan lincah jarinya mulai mencari menu surat yang dipilih.

Ia memilih surat al-Baqarah. 

Lalu ia juga memilih ayat yang akan dihafalnya.

Aura akan mengulang beberapa ayat yang akan dihafalnya.

Aplikasi tersebut cukup membantunya belajar tahfidz.

“Aura ingin memberi mahkota pada mama dan papa di surga nanti,” harap Aura.

Berangkat Haji di Usia Muda


Putrie Aura, Jemaah Haji Disabilitas Penghafal Al-Qur'an yang Sudah Berhaji Pada Usia 21 Tahun (Sumber: Media Center Haji 2024)

Putrie Aura adalah salah satu jemaah termuda.

Ia berhaji di usianya yang baru menginjak 21 tahun.

Pada tahun 2024 ini, Aura berangkat haji bersama ayahnya.

Papa tercintanya mendaftarkan Aura naik haji saat dirinya baru berusia 8 tahun.

Aura didaftarkan tahun 2011.

Padahal seharusnya Aura berangkat haji tahun 2021. 

Namun karena pandemi Covid-19 Aura baru berangkat di tahun 2024. 

"Senang sekali, karena bisa berangkat bareng mama. Sedihnya, harusnya kita berangkat bertiga, tapi Qadarullah, papa Aura meninggal Februari tahun 2020,” ungkap Aura.

Doa Minta Istiqomah Perdalam Ilmu Al-Qur’an

Putrie Aura, Jemaah Haji Disabilitas Penghafal Al-Qur'an yang Sudah Berhaji Pada Usia 21 Tahun (Sumber: Media Center Haji 2024)

Wanita usia 21 tahun itu mengaku memanjatkan beberapa doa saat di depan Ka’bah.

Ia berdoa agar dimudahkan urusan perkuliahan, umur panjang, istiqomah bisa memperdalam ilmu Quran, dan disegerakan ziyadah (hapalan bertambah-red) karena dirinya harus wisuda di bulan September nanti.

Belajar di Sekolah Luar Biasa Sejak di SD

Putrie Aura belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Binjai sejak SD hingga SMP.

Setelah itu, Aura bersekolah di SMA Muhammadiyah Binjai. 

Aura mengaku sempat mendaftar di MA Negeri di Binjai, tetapi tidak diterima karena MAN belum memiliki pengalaman mengajar difabel.

Hingga kemudian, ia menemukan SMA Muhammadiyah Binjai.

Meski sempat memiliki kekhawatiran, namun akhirnya Aura berhasil diterima di sekolah tersebut.

Setelah Aura bersekolah di sana, SMA Muhammadiyah Binjai akhirnya menjadi sekolah inklusi.

“Gurunya baik, mau membantu Aura belajar,” kata Aura.

Untuk Pekerjaan Rumah atau PR, aura mengaku gurunya selalu mengingatkan dan memberikan foto lembar tugas.

Hal inilah yang membuat mama Aura bisa mendampingi dirinya ketika belajar di rumah.

Aura mengaku sangat terbantu dengan adanya fasilitas laptop bicara.

Laptop bicara inilah yang selalu ia gunakan sejak SD hingga kini ia kuliah. (put/mch)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:59
13:58
04:50
00:51
13:49
02:14
Viral