- MCH 2024
Muncul di Musim Haji 2024, Fenomena Langka Matahari Tepat di Atas Ka'bah Bisa Disaksikan Jemaah
Jakarta, tvOnenews.com - Jemaah haji akan melihat fenomena langka di Ka'bah saat pelaksanaan musim haji 2024.
Jemaah haji seluruh dunia akan menyaksikan posisi matahari berada di atas Ka'bah.
Uniknya, matahari menunjukkan fenomena langka posisinya tepat di atas Ka'bah setiap 28 Mei.
Artinya jemaah haji yang sudah berada di Makkah bisa menyaksikan matahari tepat di atas Ka'bah pada 27 Mei 2024 (tahun kabisat), pukul 12.18 Waktu Arab Saudi (WAS)/9.18 GMT/16.18 WIB.
Fenomena ini melihatkan bumi dan batahari mengalami revolusi yang dimana bumi menunjukkan gerakan mengangguknya sambil mengitari matahari.
Revolusi tersebut membuat posisi matahari dibuat semakin menuju bagian utara Makkah.
Setelah itu sumbu rotasi bumi mulai meninggalkan matahari dan akan terjadi kembali posisi matahari tepat di atas Ka'bah pada 16 Juli mendatang, sekitar pukul 12.27 waktu Makkah atau 16.27 WIB.
Dari fenomena tersebut, seluruh pendudukan bumi bisa menentukan arah kiblatnya sesuai dari wilayahnya masing-masing.
Jika membicarakan soal penentuan kiblat mulai terjadi sejak 1977 silam.
Mulanya banyak mahasiswa merasa kesulitan dalam penentuan arah kiblat saat salat.
Hal ini membuat mahasiswa keyakinan Agama Islam relah belajar ke luar negeri demi mengetahui arah kiblat untuk salat.
Kemudian, posisi matahari akan mengalami di bawah Ka'bah (antipoda) ketika di malam hari pada dua hari lain di negara tersebut.
Matahari akan memaparkan bayangan mengarah ke Ka'bah di waktu dua malam hari itu yang terjadi pada 28 November, pukul 21.09 GMT dan 16 Januari, pukul 21.29 GMT di tahun biasa.
Fenomena tersebut menunjukkan hikmah terkait persoalan penentuan arah kiblat salat berada di Ka'bah.
Apabila arah kiblat masih di Masjid Al-Aqsa atau Madinah, umat Islam tidak akan bisa menemukan cara penentuan arah kiblat untuk salat.
Jika berbicara arah kiblat di Yerusalem kala itu Rasulullah SAW dan para sahabatnya sedang ibadah salat mengarah ke Masjid Al-Aqsa.
Seketika Rasulullah SAW lebih memilih cara yang sering dilakukan Nabi Ibrahim AS, yakni menghadap kiblatnya ke Ka'bah.
Dari situ Rasulullah SAW memilih menghadap dua kiblat, yakni Ka'bah dan Baitul Maqdis ketika mengerjakan salat.
Sayangnya Rasulullah SAW tidak mengerjakan salat dengan menghadap dua kiblat setelah dipindahkan ke Madinah.
Saat itu Rasulullah SAW mengangkat wajahnya sambil melihat langit ketika kiblat salat menghadap Baitul Maqdis.
Kala itu beliau memiliki harapan agar mendapat wahyu dari Allah SWT supaya kiblat dipindahkan ke Ka'bah.
Seketika Allah SWT langsung menyetujui permintaan Rasulullah SAW sesuai penjelasan dari Surah Al-Baqarah ayat 144, begini bunyinya:
قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ
Artinya: "Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab41) benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidilharam) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Baqarah, 2:144)
Pada akhirnya Rasulullah SAW menjalani salat perdananya menghadap kiblat ke Baitullah ketika salat Ashar berjamaah.
(put/mch/hap)