- ANTARA
Kisah Syekh Nawawi Al-Bantani Sebagai Penyambung Para Ulama
Wapres juga menyebutkan peran transmitter Syekh Nawawi lainnya, yakni mengenai ayat Al-Quran yang mengimbau orang-orang untuk bersiap-siap menghadapi perang.
Syekh Nawawi menafsirkan perang sebagai bahaya sehingga apa pun yang dinilai sebagai bahaya perlu diwaspadai, seperti halnya ancaman kesehatan dari wabah COVID-19 beberapa tahun lalu.
"Ayat ini juga menunjukkan wajibnya kita bersiap diri, berantisipasi terhadap setiap bahaya yang diduga akan datang," katanya.
Diketahui, Syekh Nawawi dikenal sebagai sosok ulama yang kaya akan ilmu pengetahuan dan mampu menuangkan pemahamannya ke dalam berbagai karya. Hal itu yang juga menjadikannya tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara, terutama di negara-negara Timur Tengah.
Selain itu, banyak dari karyanya yang sampai saat ini masih dijadikan sebagai sumber rujukan, bahan penelitian, dan lain sebagainya.
"Dan karangannya ada yang dijadikan bahan-bahan tesis. Artinya, itu untuk mendapatkan gelar sarjana S2, salah seorang anak kita membuat tesis S2 di Kanada mengomentari tentang pemahaman tasawuf Syekh Nawawi," ungkap Wapres.
Turut hadir para acara haul Syekh Nawawi, yakni Pj. Gubernur Banten Al Muktabar, Kepala Kejaksaan Tinggi Banten Didik Farkhan Alisyahdi, dan ulama muda dari Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur K.H. Muhammad Abdurrahman Al-Kautsar (Gus Kautsar).
Sementara, Wapres didampingi Wury Ma'ruf Amin, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono W. S., Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi dan Imam Azis serta Tim Ahli Wapres Farhat Brachma.(ant/bwo)