- Kolase foto tim tvOnenews.com
Kesaksian Ustaz Adi Hidayat saat Ziarah ke Makam KH Maimun Zubair atau Mbah Moen di Mekah Ungkap Hal Menakjubkan, UAH: Begitu Saya Melewati Makam-Makam...
tvOnenews.com - Pada tahun 2019 lalu, salah satu ulama asal Indonesia KH Maimoen Zubair atau yang akrab disapa Mbah Moen meninggal dunia di Mekah, Arab Saudi.
Mbah Moen merupakan sosok kiai atau ulama kharismatik yang juga dikenal sebagai seorang politikus tersohor kelahiran Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Ia juga merupakan pengasuh tertinggi Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang dan menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan hingga wafatnya.
Ustaz Adi Hidayat ceritakan karomah Mbah Moen saat ziarah ke makamnya di Mekah. Sumber: YouTube
Berkecimpung di dunia politik, Mbah Moen juga pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Rembang selama 7 tahun hingga anggota MPR RI mewakili Jawa Tengah selama tiga periode.
Setelah berakhir masa tugas di pemerintahan, KH Maimun Zubair (ejaan baru) lebih fokus untuk mengurus pondok pesantrennya.
KH Maimun Zubair merupakan putra pertama dari pasangan Kiai Zubair Dahlan dan Nyai Mahmudah.
Dari jalur silsilah kakek, nasab Mbah Moen sampai kepada anggota Walisongo yakni Sunan Giri.
Sementara dari jalur silsilah nenek, nasabnya sampai kepada Mbah Lanah, seorang bangsawan Madura yang bergabung dengan pasukan Pangeran Diponegoro.
KH Maimoen Zubair sejak kecil hidup dalam tradisi pesantren yang diasuh langsung oleh ayah dan kakeknya sendiri, maka tak heran sosoknya menjadi pribadi yang santun dan matang.
Mbah Moen lahir pada tanggal 28 Oktober 1928 dan wafat pada hari Selasa, 6 Agustus 2019 saat menunaikan ibadah haji di tanah suci Mekah.
Mbah Moen tutup usia di umur 90 tahun dan dimakamkan di area pemakaman Ma’la di Mekah.
Meski sudah wafat, karomah-karomah Mbah Moen tetap hidup di ingatan masyarakat Indonesia.
Salah satu karomah ulama kharismatik asal Rembang tersebut diungkap oleh Ustaz Adi Hidayat atau kerap disapa dengan akronim UAH.
UAH mengaku mengalami sendiri karomah guru Gus Baha ketika mengunjungi makamnya di Ma’la, salah satu komplek pemakaman tertua di Mekah.