- tim tvone - sandi irwanto
Kitab Al-Qur'an dari Daun Lontar Ditulis dengan Tangan, Disimpan di Masjid Nurussalam Surabaya
Surabaya, tvOnenews.com – Al-Qur’an dari daun lontar menjadi kitab suci yang langka, karena terbuat dari daun lontar. Kitab Al- Qur’an daun lontar ini tiap satu bulan sekali atau lebih, dibaca sekaligus dirawat oleh takmir Masjid Nurussalam di Jalan Bogorami Makam, Surabaya.
Kitab Al-Qur’an diperkirakan terbuat pada jaman kerajaan Majapahit saat para wali atau penyebaran Islam masuk ke Indonesia.
Al-Qur’an yang dibuat dari daun lontar ini masih tersimpan dan terawat dengan baik di masjid Nurussalam. Al- Qur’an yang ditulis tangan di atas lembaran daun lontar ini sangat langka, karena sudah jarang ditemui.
Al-Qur’an daun lontar ini memiliki ukuran tinggi sekitar 50 sentimeter, lebar 40 sentimeter, dan ketebalan hingga 10 sentimeter. Menurut Antok Kusherianto, pengurus masjid, Al-Qur’an ini didapat dari seorang kiai yang memberikan kitab suci ini untuk kepentingan pembangunan masjid.
“Dulu kami berniat membangun masjid ini, dan niat ini kami komunikasikan dengan seorang kiai. Terus sama kiai itu diberi kitab suci Al-Qur’an ini, yang dibuat dari daun lontar. Tadinya mau dijual untuk bayar hutang pembangunan masjid. Tapi sampai masjid ini selesai dibangun dan berdiri megah, tetap tak terjual,” ungkap Antok Kusherianto.
Al-Qur’an yang ditulis tangan di atas ribuan ruas lembaran daun lontar ini, memiliki sampul dari helai pelepah pohon lontar yang berwarna coklat. Tiap ruas daun lontar berukuran dua sentimeterdan tersusun rapi dijahit benang, sehingga harus hati-hati dalam membuka setiap lembarnya.
“Untuk menjaga kondisi Al-Qur’an yang kemungkinan berusia cukup tua ini, kami takmir masjid hanya membuka dan membersihkan sebulan sekali atau lebih. Al-Qur’an daun lontar disimpan ditempatkan yang kering,” jelasnya.
”Bahkan dinas perpustakaan pemerintah Kota Surabaya, telah meneliti dan menyatakan AlQur’an ini merupakan naskah kuno,” ujarnya.
Saat ini, Al-Qur’an daun lontar ini masih tersimpan rapi dan terbungkus kain abu-abu di salah satu sudut ruangan Masjid Nurussalam.
“Kitab Al Quran ini disimpan dalam ruang yang kering jauh dari lembapan dan panas berlebihan, serta dijauhkan dari binatang rayap,” pungkas Antok. (msi/hen)