- Kolase tvOnenews
Habib Jafar Ucapkan hingga Beri Kado Natal ke Pendeta, Buya Yahya Ungkap Hukumnya
Jakarta, tvOnenews.com - Tanggal 25 Desember menjadi hari yang bahagia bagi umat Kristen karena merayakan Hari Raya Natal. Tak hanya itu, mereka pun akan mengisi waktu kebersamaan bersama sanak keluarga.
Di Indonesia sendiri, perayaan natal identik dengan acara pertunjukan musik, menghias pohon natal hingga saling tukar hadiah natal.
Namun tak kalah penting dalam perayaan natal adalah mengucapkan selamat Hari Raya Natal kepada yang merayakannya.
Mengucapkan natal kepada umat kristiani rupanya sering dianggap tidak boleh dilakukan bagi umat muslim.
Meskipun banyak yang beranggapan bahwa umat muslim dilarang mengucaokan natal, Habib Jafar justru menjadi sosok yang melakukan hal tersebut.
Sosok habib terkemuka karena dakwahnya yang santai itu memberikan contoh perilaku toleransi yang dilakukan dalam perayaan natal 2023 ini.
Habib Jafar rupanya telah menyiapkan hadiah spesial untuk orang-orang yang merayakannya. Ia tampak membuat sweater untuk diberikan kepada orang yang merayakan natal.
Tak hanya sweater, Habib Jafar juga memberikan jaket sampai cardigan musim dingin.
“Tahun ini, saya memilih kirimkan hadiah di Hari Natal saudara-saudaraku berupa sweater bertuliskan 'Berbeda Tapi Bersama' dan (memberikan) kurma. Kenapa? Saya ceritakan di video besok,” kata Habib Jafar, mengutip dari Viva pada Selasa (26/12/2023).
Ia juga mengucapkan selamat Hari Raya Natal kepada umat kristen di akhir pidatonya.
“Selamat berbahagia buat saudara-saudaraku umat kristiani di natal tahun ini. Salam hangat saya dan keluarga untuk kalian semua,” pungkas Habib Jafar.
Terkait hal yang dilakukan Habib Jafar, Buya Yahya menjelaskan hukumnya bagi umat muslim merayakan natal
Ia juga menyinggung soal sikap toleransi antar umat beragama. Menurutnya toleransi bisa dilakukan dengan menghormati individu tanpa memaksa mereka.
Buya Yahya mencontohkan hal seperti perayaan natal ini, menurutnya umat islam juga sama memiliki hari raya kemenangan yaitu Idul Fitri.
Menurutnya, saat merayakan hari natal umat muslim tidak seharusnya memaksa seseorang untuk mengucapkan selamat natal.
"Toleransi itu jangan paksa orang lain untuk ikutin kamu. Jadi gara-gara toleransi salah dalam penerapannya. Contohnya gini, toleransi kalau hari raya Idul Fitri, Anda jangan paksa karyawan Nasrani untuk ucapkan 'Selamat Hari Raya' atau memberikan bingkisan, kan begitu mestinya.Seperti pengajian, orang Nasrani tidak wajib," ujar Buya Yahya, dalam kanal Houtube Al-Bahjah TV, dikutip pada Selasa (26/12/2023).
Ia menegaskan bahwa mengucapkan selamat hari natal tanpa dipaksa adalah bentuk dari toleransi.
Buya Yahya juga mebeberkan alasan mengapa umat muslim tidak bisa ikut merayakan natal.
Ia menyebut dalam umat kristiani perayaan natal adalah perayaan Yesus Kristus. Namun bagi umat muslim Yesus Kristus adalah nabi bukan tuhan.
"Apa sih artinya mengucapkan 'Selamat Natal'? Mengucapkan itu artinya merayakan kelahiran Yesus yang Tuhan bagi umat Nasrani. Jadi kalau kita jangan pusing karena di Nabi Isa bukan Tuhan bagi umat Islam," bebernya.
Atas dasar itulah umat muslim dilarang untuk merayakan hari raya natal.
Meskipun demikian, Buya Yahya menyebut tak masalah jika ingin mengucapkan kata selamat. Hal tersebut karena mereka juga.
"Jadi kalau mengatakan haram bukanlah sebuah masalah, justru yang mempermasalahkan, orang Islam yang ngaco. Orang Nasrani tidak masalah kalau Islam tidak mengucapkan Natal," jelasnya.