- canva
Golput Gegara Bingung Mau Pilih Siapa saat Pemilu? Simak Dulu Hukumnya dalam Islam yang Dijelaskan oleh Buya Yahya Ini
Jakarta, tvOnenews.com - Prof. KH.Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya menjelaskan mengenai hukum golongan putih (golput) saat pemilihan umum (pemilu).
Sebagaimana kita tahu, Indonesia pada 2024 akan memilih presiden untuk lima tahun ke depan.
Ajang pemilu adalah momen penting dalam menentukan nasib bangsa.
Namun tak jarang warga yang memilih golput karena bingung dalam menetapkan pilihan.
Lantas bagaimana hukum golput jika dilihat dalam sudut pandangan Islam? Simak penjelasan Buya Yahya berikut ini yang dilansir tvOnenews.com pada Selasa (21/11/2023) dari YouTube Al-Bahjah TV.
“Golput berlaku jika tidak ada pilihan yang harus dipilih,” kata Buya Yahya.
Hal ini kata Buya Yahya jika memang dari semua pilihan yang ada sudah tak ada lagi yang bisa dipilih.
“Jika memang mentok berlaku,” ujar Buya Yahya.
Buya Yahya mengingatkan bahwa golput tidak boleh ikut-ikutan tapi harus melakukan pencarian informasi lebih dalam dulu.
“Golput bukan ikut-ikutan tapi setelah ijtihad,” tandas Buya Yahya.
Ijtihad sendiri artinya adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh dalam mencari ilmu untuk memutuskan suatu perkara.
“Jadi golput harus buah dari ijtihad, bertanya guru, atau informasi positif dari media-media yang baik, lalu Anda dengar, Anda timbang, Anda diskusi dengan teman-teman yang baik, bukan yang mencaci maki,” saran Buya Yahya.
Kemudian jika sudah ijtihad maka silahkan pilih yang dianggap terbaik.
“Jika sudah sampai pada tarjah ada yang menonjol silahkan pilih itu,” kata Buya Yahya.
Namun jika setelah ijtihad tidak juga menemukan pilihannya, maka golput dibolehkan.
“Kalau mentok bingung sampai pemilu artinya belum boleh milih sama Allah,” kata Buya Yahya.
Buya Yahya menegaskan bahwa tidak dibolehkan jika ada Muslim yang mengimbau untuk golput.
“Yang gak boleh itu mengimbau untuk memilih,” ucap Buya Yahya secara tegas.
“Selagi masih bisa dipilih harus dipilih,” sambung Buya Yahya.
Buya Yahya mengingatkan, jika ada yang baik, pasti ada yang lebih baik.
“Kalau jelek sama jelek, pasti ada yang tidak terlalu jelek,” kata Buya Yahya mengingatkan.