- Kolase Tim tvOnenews
Masjid Dibangun Oleh Orang Kafir, Bolehkah Umat Muslim Salat Disitu? Ustaz Adi Hidayat Bilang Aneh Kalau...
tvOnenews.com - Dalam salah satu ceramahnya, Ustaz Adi Hidayat menyampaikan tentang masjid yang dibangun oleh orang kafir, dan digunakan oleh muslim.
"Bagaimana sikap kita kalau ada masjid yang dibangun oleh non muslim dan dikelola oleh mereka?," tanya salah satu jamaah.
Dilansir dari YouTube M Ziyad, Jumat (29/09/23), Ustaz Adi Hidayat justru berbalik tanya, bagaimana kemudian bisa terjadi seperti ini.
Bolehkah Salat di Masjid yang Dibangun oleh Orang Kafir?
"Bukan sikap kita. Bagaimana Anda bisa menjadikan kok tiba-tiba ada rumah ibadah dibangun oleh non muslim. Itu aneh menurut saya tuh," ungkap Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat menyampaikan bahwa bagaimana orang bisa membangun ibadah rumah Allah yang tidak memuliakan Allah.
Dikisahkan dahulu ada sebuah masjid bernama Dirar yang dibangun oleh Abdullah bin Ubay bin Salul, seorang yang dikenal orang munafik.
"Itu kalau salat pak, shafnya dibelakang Nabi langsung. Persis di belakang Nabi. Tapi kalau keluar dari salat, itu Muhammad cuma cari perhatian aja, memecah belah kita. Dia punya masjid, kita juga bikin masjid," kisah Ustaz Adi Hidayat.
Nabi Muhammad SAW dengan toleransi yang tinggi, masih mau bergaul dengan Abdullah bin Ubay. Bahkan saat ia sakit, Nabi memberikan obat kepada anaknya.
Sampai dalam keadaan sekaratnya, masih dijengung oleh Nabi dan para sahabat, dan saat itu Abdullah bin Ubay masih ingin dihormati dan diagungkan karena yang menengok adalah Rasulullah SAW.
Bahkan ia sampai meminta untuk mengenakan jubah Rasulullah saat menjelang ajalnya, 'Ya Rasulullah, perkenankan saya wafat dalam keadaan mengenakan jubah terbaik Anda.'
Umar bin Khatab saking gregetnya sampai mengatakan, 'Ya Rasulullah izinkan saya memisahkan kepala dari badan orang ini.' Nabi berkata, 'Jangan Umar, ini hanya pakaian saja.'
Ustaz Adi Hidayat menerangkan kalimat yang diucapkan Nabi tadi menunjukkan bahwa segala yang melekat pada Nabi, tidak perlu dikultuskan.
Karena tugasnya pada risalah Nabi itu sendiri, bukan apa yang melekat pada beliau, sekalipun kita hormati, akan tetapi jangan sampai dikultuskan.