- ANTARA/AjiStyawan
Heboh Vandalisme Depok di Gua Hira, Tempat Nabi Muhammad SAW Pertama Kali Mendapatkan Wahyu dan Bertemu Malaikat Jibril
“Langit dipenuhi oleh badan Jibril dan Jibril diberikan 600 ekor sayap,” ujar Ustaz Khalid Basalamah.
“Jika satu sayap dikebaskan hancur bumi ini,” tandas Ustaz Khalid Basalamah.
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW kemudian pulang ke rumah dan masih ketakutan ketika bertemu dengan istri tercintanya, Siti Khadijah.
Itulah kisah tentang Gua Hira dan proses Kenabian Nabi Muhammad SAW.
Suasana di Atas Jabal Nur (Tangkapan Layar/YouTube Jeda Nulis)
Oleh karenanya sangat disayangkan banyak pihak adanya vandalisme yang diduga dilakukan oleh orang Indonesia.
Video viral tentang vandalisme Gua Hira itu diunggah di Youtube Jeda Nulis milik Husein Ja'far Al Haidar (Habib Jafar).
Habib Ja'far awalnya menceritakan tentang Gua Hira sebagai tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyunya.
Dalam video tersebut juga Habib Ja'far menceritakan proses menuju Gua Hira yang cukup terjal saat mendakinya.
Ia juga menunjukkan banyaknya sampah berupa botol air mineral hingga minuman kaleng dan vandalisme di Gua Hira.
"Yang saya sayangkan, di bebatuan jalur pendakian Gua Hira adalah vandalisme, orang corat-coret enggak jelas. Dan beberapa pelaku vandalisme jelas itu orang Indonesia. Lihat tuh namanya Rojali, Andriyanti, Miftah dan Depok" kata Habib Ja'far dalam video berjudul 'Why Depok di Gua Hira' yang dikutip tvOnenews.com pada Kamis (27/7/2023).
Habib Ja'far menyayangkan hal tersebut karena melakukan praktik vandalisme di sepanjang jalan menuju puncak Gua Hira.
"Kita tidak mengindahkan hal-hal sederhana dari nilai-nilai Islam. Apalagi spiritualitas, yaitu menjaga kebersihan. Ini penuh paradoks, anomali," lanjutnya.
Sebagai informasi, di Indonesia ada dua wilayah yang bernama Depok.
Satu Depok yang merupakan kota di Jawa Barat, sementara satu lagi merupakan desa yang ada di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Namun video viral itu langsung mendapatkan tanggapan dari Wali Kota Depok M Idris.
Ia menyayangkan perilaku yang terjadi tersebut.
"Seharusnya enggak layak lah. Enggak layak membuat hal-hal seperti itu, apalagi mengatasnamakan satu kota," kata M Idris kepada awak media beberapa waktu lalu di Balai Kota Depok.