- Tim TvOne/ Tarmizi
Taman Tapah Malenggang, Tempat Favorit Wisata Warga Kabupaten Batanghari Saat Libur Lebaran Idul Fitri
"Selain lokasinya yang sangat mudah dituju, taman ini juga menawarkan tempat bermain anak-anak, bahkan juga disediakan gerai usaha micro, kecil dan menengah (UMKM) sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat lokal untuk menikmati jajanan dan kuliner khas daerah," kata Kadis Parpora, Syargawi, pada Sabtu (15/4/2023).
Syargawi juga mengatakan bahwa taman Tapah Malenggang ini juga sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTP) 2019 oleh kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai salh satu karya budaya dari Kabupaten Batanghari.
"Jika masyarakat yang ingin libur lebaran, tidak ada salahnya menjadikan taman Tapah Malenggang tempat wisata bersama keluarga, sekaligus mencari tahui sejarah Tapa Malenggang yang akan dikenalkan kepada keluarga dan anak-anak,"jelasnya.
Untuk diketahui, bahwa sejarah tapah malenggang yang dikutip dari buku Lembaga Adat Kabupaten Batang Hari, dikisahkan ada tiga ikan sakti bernama tapah malenggang (mambang di awan), tapah kudung (mambang di bulan) dan tapah tima (mambang sakti).
Ayah mereka bernama Sati Menggung dan ibu mereka bernama Sicindai Laut. Sati Menggung kakak beradik dengan Datuk Si Panjang Jangut, dan istrinya bernama Dewo Sakti. Datuk Si Panjang Jangut mempunyai anak tiga orang yaitu: anak pertama Siti Muno, anak kedua bernama Rajo Mudo dan yang bungsu bernama Mabang Di Rete.
Ketiganya mendapat tugas dan gelar sesuai tugas yang diberikan. Siti Muno bertugas di Muaro Sungai Temsu bergelar Ular Bide. Rajo Mudo bertugas memasang menteban besidi Gemulan Tujuh Uluan Sungai Batang Hari. Mabang Di Rete bergelar Labi-Labi Putih bertugas di Sungai Bekal oleh ayahnya Datuk Seh Sepanjang Jangut, dan dia dibekali satu keris bernama Secangkir Ufas. Apabila kena keris tersebut seperti serasa minum racun, juga dibekali ilmu bernama Mentelak Idak Mati Berdara. (tar/cai)