- UFACINEMA
Kisah Ibnu Sina, Pemimpin Para Dokter yang Tidak Mengambil Upah dalam Mengobati Orang Sakit
tvOnenews.com - Pria lusuh itu terkapar di jalanan Kota Isfahan, dera pukulan dan tentu saja nasib malang yang menyelimuti hidupnya membuatnya tak mampu lagi berdiri, ia tergeletak tanpa daya.
Rob Cole, pemuda itu tiba di kota Isfahan setelah melalui perjalanan panjang melintasi benua dari tanah kelahirannya, sebuah desa kecil yang miskin di Inggris. Kepada Davaot Hossein, seorang petugas Kerajaan Persia, ia berkata,
"Aku datang untuk belajar kepada Tabib Besar Ibnu Sina," kata Rob.
Davaot Hossein menolaknya, dengan alasan ia tak punya surat rekomendasi dan kemudian meminta pengawal mengusir Rob lalu memukulinya di jalanan.
Tangkapan layar Film The Physician (Sang Tabib) - UFACINEMA
Dalam kondisi sekarat di jalanan, tiba-tiba Rob ditolong oleh seorang pria yang kemudian merawatnya. Belakangan baru diketahui, pria yang menolongnya itu adalah Ibnu Sina, seorang tokoh besar dalam dunia kedokteran pada masa itu yang menjadi alasan Rob melakukan perjalanan panjangnya.
Rob akhirnya bertemu Ibnu Sina, setelah melalui perjalanan panjang yang melelahkan, dari pantai selatan Inggris, menyeberang melalui selat Perancis, kemudian berlayar menyusuri pantai utara Afrika dan Laut Tengah, hingga kemudian sampai di Mesir.
Kisah Rob Cole diatas dikutip dari Film The Physician (Sang Tabib), produksi UFACINEMA. Film ini menceritakan tentang kisah seorang ilmuwan jenius di bidang kedokteran yang termahsyur, Abu Ali Al-Husin bin Abdullah bin Sina, atau Ibnu Sina atau Avicenna, nama yang dikenal oleh bangsa Eropa.
Film yang dibintangi Tom Payne dan Ben Kingsley ini diangkat dari novel karya Noah Gordon dengan judul yang sama. Mengisahkan tentang seorang anak muda Inggris pada masa Abad Pertengahan yang berlayar ke seberang benua demi menuntut ilmu pengobatan dari pakarnya langsung, Ibnu Sina.
Tangkapan layar Film The Physician (Sang Tabib) - UFACINEMA
Lalu siapakah Ibnu Sina? dalam tulisan ini tvOnenews.com akan menceritakan sosoknya, seorang ilmuan Islam terkemuka dan karyanya di bidang kedokteran, dilansir dari sumber buku karangan Muhammad Gharib Gaudah, tentang 147 Ilmuan Islam Terkemuka dalam Sejarah Islam, diterjemahkan oleh H. Muhyiddin Mas Rida, terbitan Pustaka Alkautsar.
Nama Lengkap, Tempat Lahir dan Pendidikan Ibnu Sina
Ibnu Sina dilahirkan di desa Avasna, di dekat provinsi Bukhara-sekarang Uzbekistan, Persia, pada tahun 370 Hijriah atau 980 Masehi, dari seorang ayah yang asli Balkan.
"Ibnu Sina telah hafal Al-Qur'an pada usianya yang kesepuluh tahun. Dia belajar fikih dan ilmu-ilmu syariat Islam. Dia mempelajari ilmu kedokteran kepada gurunya, Abu Manshur Al-Qamari, penulis "Kitab Al-Hayat Wa Al-Mauf," dan Abu Sahal Isa bin Yahya Al-]urjani, penulis ensiklopedia kedokteran yang dikenal dengan nama "Al-Kitab Al-Mi'ah Fi Shina'atith Thib."
Abu Ali Al-Husin bin Abdullah bin Sina - (Wikipedia)
Ibnu Sina bernama lengkap Abu Ali Al-Husin bin Abdullah bin Sina. Orang-orang Eropa mengubah namanya menjadi Avicenna. Dengan nama Eropa inilah dia dikenal dalam bahasa Latin dan semua bahasa Eropa.
Sebagian orang menyebutnya sebagai "Amirul Athibb"' yang berarti pemimpin para dokter. Ketika berusia dua puluh dua tahun, dia telah menjadi dokter terkemuka pada masanya.
Penemuan Ibnu Sina di Bidang Kedokteran
Ibnu Sina adalah orang yang pertama kali menemukan cara pengobatan bagi orang sakit dengan cara menyuntikkan obat ke bawah kulit.
Dalam mengobati orang yang tercekik kerongkongannya, Ibnu Sina membuat penemuan dari pipa udara yang terbuat dari emas dan perak, kemudian dimasukkan ke dalam mulut dan diteruskan ke kerongkongan untuk mengobati orang yang tercekik dan sulit bernafas.
Cara seperti ini masih tetap dipakai hingga sekarang untuk mengobati pasien dengan penyakit yang sama.
Ibnu Sina mengetahui hakekat ilmiah penting bahwa tulang tempurung kepala apabila pecah tidak dapat melekat kembali seperti tulang Iainnya pada badan, melainkan ia akan tetap terpisah dan hanya terikat dengan selaput yang kuat.
"Ketahuilah bahwa tulang kepala berbeda dengan tulang lain apabila pecah. Ia tidak dapat menyatu kembali dengan kuat, karena hanya diikat oleh selaput sebagaimana selaput lainnya yang mengikat semua tulang, akan tetapi ini tidak kuat." katanya, sebagaimana yang ditulis Muhammad Gharib Gaudah dalam bukunya.
Tangkapan layar Film The Physician (Sang Tabib) UFACINEMA
Dia adalah orang yang pertama kali mendiagnosa secara akurat antara peradangan pada paru-paru dan pembengkakan pada hati. Dia secara mendalam meneliti tentang bisul atau borok pada perut, dan dialah orang yang pertama kali berhasil mengobati kram pada perut yang disebabkan oleh faktor psikologis.
Ensiklopedia Islam menyatakan bahwa buku " Al-Qanun" karangan Ibnu Sina merupakan buku pertama yang menjelaskan tentang anatomi susunan urat yang menggerakkan mata dan kelenjar air mata. Ibnu Sina telah mempelopori pengobatan pada gangguan saluran air mata dengan memasukkan alat yang telah diberi antiseptik.
"Ibnu Sina juga adalah orang yang pertama kali menggunakan obat bius dalam melakukan pembedahan (operasi), dengan memanfaatkan obat-obatan herbal." tulis Muhammad Gharib Gaudah.
Dalambidang farmasi, Ibnu Sina menemukan dan menulis sebanyak 750 jenis obat-obatan. Dia menganjurkan agar obat-obatan dikemas dalam bungkusan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada orang yang sakit.
Ibnu Sina dikenal kuat memikul tanggung jawab ilmiah dan tidak tidur malam hanya karena membaca dan menulis. Selain itu, Ibnu Sina tidak mengambil upah dalam mengobati orang yang sakit. Bahkan dia banyak bersedekah kepada para fakir miskin sampai akhir hayatnya.
Ibnu Sina wafat di Hamdzan-sekarang Iran, Persia pada tahun 428 Hijriah atau 1037 M dalam usianya yang ke-58 tahun akibat terserang penyakit usus besar. (buz)