- Istimewa
Bacaan Niat Shalat Istikharah dan Doa yang Sebaiknya Dibaca
Jakarta, tvOnenews.com - Shalat Istikharah adalah amalan sunnah dalam rangka meminta petunjuk dan keberkahan kepada Allah Subhanahu wata’ala. Oleh karena itu, penting untuk kita mengetahui bacaan doa shalat istikharah.
Syaikh Musthafa Al Bugha dalam Fiqih Manhaji mengatakan shalat istikharah merupakan salah satu Sunnah Nabi bagi seseorang yang ingin mengharapkan sesuatu hal yang mudah, namun masih bingung dalam menentukan pilihan.
Seperti sabda Rasulullah SAW, "Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kami cara mengerjakan shalat istikharah dalam segala urusan, sebagaimana beliau mengajarkan kami Surat Al Qur’an."
Beliau SAW bersabda:
"Jika salah seorang di antara kalian hendak melakukan sesuatu, hendaklah terlebih dahulu mengerjakan shalat dua rakaat selain shalat fardhu, lalu berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu"
Niat dan tata cara sholat Istikharah
img: iStockPhoto
Rasulullah SAW menganjurkan untuk melakukan sholat istikharah jika kamu bingung dalam menentukan suatu pilihan dan minta petunjuk yang terbaik kepada Allah. Berikut ini tata cara sholat Istikharah,
- Niat shalat istikharah
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
"Ushollii sunnatal istikhooroti rok’ataini lillaahi ta’aalaa”
Artinya: Aku berniat shalat istikharah dua rakaat karena Allah ta’ala
- Takbiratul ihram, kemudian membaca doa iftitah
- Rakaat pertama setelah membaca surat Al Fatihah dianjurkan membaca Surat Al Kafirun
- Ruku’, I’tidal, Sujud dan Duduk diantara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah kemudian berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
- Rakaat kedua setelah membaca surat Al Fatihah dianjurkan membaca Surat Al Ikhlas
- Ruku’, I’tidal, Sujud dan Duduk diantara dua sujud dengan tuma’ninah
- Sujud kedua dengan tuma’ninah kemudian Tahiyat akhir dan Salam.
Doa setelah sholat Istikharah
img: iStockPhoto
اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوْبِ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هٰذَا اْلأَمْرَ .... خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هٰذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ
"Alloohumma innii astakhiiruka bi’ilmika wa astaqdiruka biqudrotik, wa as-aluka min fadhlikal adhiim, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru wa ta’lamu wa laa a’lamu wa anta ‘alaamul ghuyuub."
"Alloohumma in kunta ta’lamu anna haadzal amro (...) khoirun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii faqdurhu lii wayassirhu lii tsumma baariklii fiih." "Wa in kunta ta’lamu anna haadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii fashrifhu ‘annii washrifnii ‘anhu waqdur lil khoiro haitsu kaana tsumma ardhinii."
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu dan aku mohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaan-Mu.
Aku mohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu Yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahuinya dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib.
Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (orang yang mempunyai hajat hendaknya menyebut persoalannya) lebih baik dalam agamaku, dan akibatnya terhadap diriku sukseskanlah untukku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah.
Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku dalam agama, perekonomian dan akibatnya kepada diriku, maka singkirkan persoalan tersebut, dan jauhkan aku daripadanya, takdirkan kebaikan untuk ku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian berilah kerelaan-Mu kepadaku.”
Waktu dan Keutamaan Sholat Istikharah
img: Freepik/rawpixel
Shalat sunnah istikharah bisa dilakukan kapan saja dan tidak ditentukan oleh waktu. Namun, waktu terbaik dalam melaksanakan Shalat istikharah adalah malam hari setelah melakukan sholat isya, atau bisa kamu kerjakan setelah tidur terlebih dahulu.
Sayyid Sabiq menjelaskan, shalat istikharah boleh berupa shalat sunnah apa saja. Baik sholat sunnah rawatib, shalat sunnah tahiyatul masjid, maupun shalat sunnah lainnya. Yang penting, setelah shalat sunnah dua rakaat, ia berdoa kepada Allah dengan doa istikharah.
Shalat sunnah Istikharah memiliki keutamaan dalam memberikan petunjuk. Biasanya jawaban hasil dari sholat istikharah bisa melalui sebuah mimpi dari Allah.
Sesungguhnya hasil merupakan kemantapan hati, yakni hati kamu lebih condong ke sebuah pilihan yang mana dan terasa lebih baik. (Mzn)