- Wikipedia
Hadratussyeikh KH Hasyim Asy'ari, Guru Para Ulama dan Pejuang untuk Negeri
Lahirnya Nahdlatul Ulama (NU)
Terbentuknya NU sebagai wadah Ahlussunnah wal Jama’ah dipengaruhi oleh kondisi pada waktu itu ketika di Timur Tengah telah terjadi momentum besar yang dapat mengancam kelestarian Ahlussunnah wal Jama’ah terkait penghapusan sistem khalifah oleh Republik Turki Modern dan ditambah berkuasanya rezim Mazhab Wahabi di Arab Saudi yang sama sekali menutup pintu untuk berkembangnya mazhab lain di tanah Arab saat itu.
Menjelang berdirinya NU, beberapa ulama masyhur berkumpul di Masjidil Haram dan sangat mendesak berdirinya orgasnisasi untuk menjaga kelestarian Ahlussunnah wal Jama’ah.
Setelah melakukan istikharah, para ulama di Arab Saudi mengirimkan sebuah pesan kepada KH Hasyim Asy’ari untuk sowan kepada dua ulama besar di Indonesia saat itu, apabila dua ulama besar ini merestui, maka akan sesegera mungkin dilakukan tindak lanjut, dua orang itu adalah Habib Hasyim, Pekalongan dan Syaikhona Kholil, Bangkalan.
KH Hasyim Asy’ari dengan didampingi Kiai Yasin, Kiai Sanusi, Kiai Irfan, dan KH R. Asnawi datang sowan ke kediamannya Habib Hasyim di Pekalongan.
Selanjutnya sowan ke Syaikhona Kholil Bangkalan, maka KH Hasyim dan ulama lainnya mendapatkan wasiat dari Syaikhona Kholil untuk segera melaksanakan niatnya itu sekaligus beliau merestuinya.
Logo Nahdlatul Ulama
NU didirikan pada 16 Rajab 1344 Hijriah yang bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926 di Kota Surabaya. Hingga saat ini NU telah memiliki anggota hingga lebih dari 95 juta pada Tahun 2021 dan menjadikannya sebagai organisasi Islam terbesar di dunia.
NU juga merupakan badan amal yang mengelola pondok pesantren, sekolah, perguruan tinggi, dan rumah sakit serta mengorganisir masyarakat untuk membantu peningkatan kualitas hidup umat Islam.
Perang Surabaya dan Fatwa Jihad Kyai Hasyim Asy'ari
Hari itu, Kamis 25 Oktober 1945, Tentara Inggris dari Brigade 49 pimpinan Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby mendarat di Surabaya.
Sang Jenderal sekutu berusia 42 tahun ini datang pasca kerusuhan akibat pengibaran bendera Belanda di Hotel Yamato (Sekarang Hotel Orange) yang memicu kemarahan rakyat Surabaya.
Ketika itu, massa rakyat Surabaya mengepung hotel Yamato dan merobek kain berwarna biru dari bendera Belanda sehingga tersisa adalah warna merah dan putih yang kemudian dikibarkan diatas hotel Yamato.