- Canva @PutriRani
Keutamaan Bulan Syakban dan Amalan yang Dianjurkan
Jakarta, tvOnenews.com - Bulan Syaban 1444 Hijriyah jatuh pada Rabu (22/2/2023). Dengan memasuki Syakban artinya Ramadhan sebentar lagi akan tiba. Maka dari itu, Bulan ini kerap disebut dengan pintu gerbang dari bulan suci Ramadhan.
Penetapan 1 Ramadhan akan ditentukan usai sidang isbat digelar. Sementara, PP Muhammadiyah telah merilis hasil hisab penentuan puasa Ramadhan 2023. Dari hasil hisab itu ditentukan bahwa Ramadhan 1444 Hijriah jatuh pada Kamis (23/3/2023).
Oleh karenanya, pada bulan ini, diharapkan seluruh umat muslim di dunia akan menyiapkan diri untuk menyambut bulan suci Ramadhan 1444 Hijriyah.
Hal itu karena Bulan Syakban dikatakan memiliki beberapa keutamaan. Berikut keutamaan dari bulan yang kerap dikatakan sebagai pintu gerbang bulan suci Ramadhan, seperti yang telah dilansir dari nu.online pada Rabu (22/2/2022).
Mengenal Bulan Syakban
Sya’ban dalam istilah bahasa Arab berasal dari kata syi'ab yang artinya jalan di atas gunung.
Islam kemudian memanfaatkan bulan ini sebagai waktu untuk menemukan banyak jalan, demi mencapai kebaikan.
Di dalam Syaban terdapat berbagai keutamaan yang menyangkut peningkatan kualitas kehidupan umat Islam, baik sebagai individu maupun dalam lingkup kemasyarakatan.
Karena letaknya yang mendekati bulan Ramadhan, maka bulan ini memiliki berbagai hal yang dapat memperkuat keimanan.
(Canva Putra Rani)
Keutamaan Bulan Syakban
Pada bulan ini, umat Islam dapat mulai mempersiapkan diri untuk menjemput datangnya bulan termulia dengan penuh sukacita dan pengharapan anugerah dari Allah SWT karena telah mulai merasakan suasana kemuliaan Ramadhan. Hal ini tercantum dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa'i.
Rasulullah SAW bersabda,
ذاكَ شهر تغفل الناس فِيه عنه ، بين رجب ورمضان ، وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين، وأحب أن يرفع عملي وأنا صائم -- حديث صحيح رواه أبو داود النسائي
”Bulan Sya'ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadhan. Bulan Syaban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa,” (HR Abu Dawud dan Nasa'i).
Sementara berdasarkan hadis Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan Aisyah, bahwa Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa (sunnah) lebih banyak daripada ketika Syaban.
Periwayatan ini kemudian mendasari kemuliaan Sya’ban di antara bulan Rajab dan Ramadhan.
Karenanya, pada bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak berdzikir dan meminta ampunan serta pertolongan dari Allah SWT.
Pada bulan ini, sungguh Allah SWT banyak sekali menurunkan kebaikan-kebaikan berupa syafaat (pertolongan), maghfirah (ampunan), dan itqun min adzabin naar (pembebasan dari siksaan api neraka).
Sementara dikutip dari muhammadiyah.or.id, Rasulullah dalam hadis riwayat anjuran berpuasa juga dikatakan dalam riwayat Usamah bin Zaid RA.
“Bulan itu, banyak manusia yang lalai, yaitu (bulan) antara Rajab dan Ramadhan, bulan diangkatnya amal-amal kepada Rabb semesta alam, dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa,” demikian penjelasan Rasulullah melalui hadis riwayat Usamah bin Zaid RA.
Namun, kendati Rasulullah Muhammad SAW menganjurkan umat Islam berpuasa, Nabi Muhammad SAW juga mewanti-wanti umat Islam untuk memahami kemampuan dirinya dalam mengadakan puasa sunnah. Jadi tidak berlebih-lebihan, bahkan cenderung memaksakan andaikata kondisi tidak memungkinkan
.Hal ini perlu diperhatikan, karena di bulan Ramadhan seorang muslim diwajibkan berpuasa penuh selama 30 hari.
Jika melaksanakan puasa penuh pada Syaban, dikhawatirkan seseorang akan terganggu keikhlasannya dalam menjalankan puasa Ramadhan.
Ilustrasi
Malam Nisfu Syakban
Dikutip dari NU online, keistimewaan Bulan Syakban terletak pada pertengahannya yang biasanya disebut sebagai Nisfu Syakban.
Secara harfiah istilah Nisfu Syakban berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya’ban atau tanggal 15 Syakban.
Kaum Muslimin meyakini bahwa pada malam ini, dua malaikat pencatat amalan keseharian manusia, yakni Raqib dan Atid, menyerahkan catatan amalan manusia kepada Allah SWT, dan pada malam itu pula buku catatan-catatan amal yang digunakan setiap tahun diganti dengan yang baru.
Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Syakban sebagai malam yang penuh dengan syafaat (pertolongan).
Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Syakban Allah SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh.
Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun.
Karena pada malam ke-15 bulan Syakban inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.
Sementara, para ulama menyatakan bahwa Nisfu Syakban juga dinamakan sebagai malam pengampunan atau malam maghfirah, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hamba-Nya yang saleh.
Maka dari itu, karena itu mulai bulan ini, marilah kita sebagai umat Islam mulai mempersiapkan diri untuk menyambut bulan suci Ramadhan.(put)