- Instagram @erinagudono
Inilah Sosok Guru Besar UGM, Professor Mohammad Gudono, Besok Kaesang Pangarep akan Menikahi Anaknya
Penghargaan lainnya yang telah diraih oleh Prof Gudono, yaitu penghargaan Satyalancana Karya Satya yang diberikan dari Presiden RI pada tahun 2013.
Selain itu, berbagai jabatan yang pernah ia terima antara lain sebagai Wakil Rektor Bidang Administrasi dan Pengembangan SDM UGM pada periode 2002-2004, pejabat Struktural Eselon IIIA di BPK RI pada 2006-2010, Ketua Pengelola Program Magister Akuntansi (MAKSI) FEB UGM pada 2013-2015, kemudian terakhir beliau menjabat sebagai Ketua Program Sarjana Akuntansi FEB UGM pada 2016, hingga pada akhir hidupnya.
Tidak hanya ayahnya, Erina Gudono juga menorehkan karir dan pendidikan yang luar biasa. Berikut sedikit ulasan perjalanan karir dari sang putri, Erina Gudono.
Perjalanan Karir Erina Gudono
Memiliki nama lengkap Erina Sofia Gudono wanita yang kini berusia 25 tahun itu lahir pada 11 Desember tahun 1996 di Pennsylvania, Amerika Serikat dan merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
Lahir di Amerika Serikat Erina Gudono tumbuh besar di Sleman, Yogyakarta dan menempuh pendidikan di Universitas Gajah Mada (UGM), dimana Erina Gudono berhasil menyelesaikan pendidikannya dan mendapat gelar sarjana dari UGM jurusan Administrasi dan Manajemen Bisnis pada tahun 2018.
Setelah lulus dari UGM, Erina Gudono melanjutkan studi S2 nya ke Columbia University dengan mengambil jurusan Administrasi Publik pada tahun 2021 setelah dirinya berhasil mendapatkan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Tak hanya itu Erina Gudono juga sempat mengikuti pendidikan di The Chinese University of Hong Kong dan Showa Women's University di Jepang, dan Erina Gudono juga sempat menjabat sebagai Indonesia Intelligent Tourism Ambassador dari 2019 hingga 2020.
Erina Gudono yang merupakan merupakan finalis dari Puteri Indonesia perwakilan dari DIY tahun 2022 diketahui mahir dalam menulis dan membaca aksara Jawa ini juga dikenal mempunyai jiwa sosial yang tinggi dan peduli akan pendidikan di Indonesia.
Hal tersebut terbukti ketika dirinya terlibat mendirikan pendidikan alternatif bernama Sekolah Marjinal di Yogyakarta untuk anak-anak tidak mampu dan korban kekerasan seksual sejak 8 tahun lalu.