- Tim tvOne - Aditya Bayu
Serabi Ngampin, Camilan Klasik Khas Ambarawa
Semarang, Jawa Tengah - Serabi ngampin adalah nama kudapan atau camilan khas Ambarawa yang biasa disebut oleh masyarakat sekitar Ambarawa Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Berbeda dengan serabi solo, serabi ngampin ini disajikan berkuah dan bisa dinikmati dalam keadaan dingin menggunakan es batu atau hangat.
Serabi Ngampin biasanya dijajakan oleh masyarakat Desa Ngampin yang berjajar di Jalan Raya Bawen-Yogyakarta tepatnya di Kelurahan Ngampin Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.
Awal mula kue serabi ini dijual tanpa kuah atau mirip dengan serabi pada umumnya yang sering dijumpai di daerah lain. Namun seiring perkembangan serabi ngampin disajikan didalam kuah atau juroh yang terbuat dari olahan santan dan gula jawa serta dimasak menggunakan daun pandan sebagai aroma pewangi.
Untuk mengangkat kembali keaslian serabi ngampin, masyarakat lingkungan RW 3 Lonjong Kelurahan Ngampin Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang mengadakan Festival Serabi Klasik.
Paisah (64), seorang penjual serabi mengatakan ada perbedaan antara serabi klasik dengan yang dijual saat ini terutama soal kuah atau juroh.
" Kalau dulu dijual tidak pakai kuah atau juroh, dan ukurannya lebih besar. Tapi sekarang masyarakat jualnya disertai dengan kuah dan ukurannya kebih kecil. Namun jika masyarakat pilih tanpa kuah juga tetap bisa dinikmati," jelasnya. Senin (15/8/2022).
Lebih lanjut Paisah mengatakan, jika masyarakat mencari serabi klasik biasanya hanya dibuat pada bulan Syaban.
"Jadi serabi itu hanya dibuat selama tiga hari, tanggal 14 sampai 16 Syaban. Selain itu juga ada ritualnya, yakni ada arak-arakan dari Palagan hingga ke Kali Condong. Mereka lalu melarung bajunya, tujuannya agar gampang mendapat jodoh," imbuh Paisah.
Menurut Paisah, untuk membuat serabi klasik diperlukan benerapa proses yang tidak berbeda dengan serabi pada umumnya. Diawali dengan merendam beras dan kemudian ditumbuk bersama kelapa.
" Kemudian pakai ayakan dihaluskan, lalu diadoni dengan tepung sampai melembung, kasih air hangat, dan siap dibuat serabi. Serabi klasik hanya ada dua pilihan rasa, yang coklat pakai gula aren dan putih rasa gurih. Namun kalau ada permintaan khusus, bisa saya buatkan yang dicampur telur ayam kampung," jelasnya.
Awal mula srabi ngampin mulai dijual warga pada tahun 1987, beberapa orang mulai menjual serabi setiap hari.
" Itu pertama diawali bu Rusmi, Yahmi, Suliyem, Rukinem, dan Suni. Ternyata itu mulai ramai dan laku meski dijual setiap hari," katanya.
Kemudian pada tahun 1988 dan 1989 mulai berkembang saat mereka mendapat pembinaan dari Himpunan Wanita Karya untuk pengemasan dan pemasaran. Selain itu mereka juga dibuatkan 27 kios.
"Kemudian terus berkembang hingga sekarang menjadi 70 kios," pungkasnya.
Sementara itu Ketua RW 3 Lingkungan Lonjong Kelurahan Ngampin Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, Aldila Nur Affandi mengatakan festival Serabi Klasik Asik bertujuan mengenalkan bentuk serabi yang asli kepada masyarakat luas.
"Dengan demikian serabi semakin dikenal sebagai makanan khas yang bisa meningkatkan taraf perekonomian warga," ujarnya. (Abc/Buz)