- Pixabay
Satu Hari Satu Ayat, Tafsir Surat Al An'am ayat 123 Tentang Orang Jahat yang Jadi Penguasa
tvOnenews.com - Surat Al An’am ayat 123 menyingkap realitas bahwa dalam setiap negeri, Allah membiarkan orang-orang jahat menjadi pemimpin dan penguasa, bukan tanpa sebab, melainkan sebagai bagian dari ujian dan ketetapan-Nya.
Surat Al An’am ayat 123 mengingatkan bahwa kekuasaan yang berada di tangan orang-orang zalim bukanlah tanda keberpihakan Allah kepada kejahatan.
Sebaliknya, hal tersebut merupakan bentuk ujian, baik bagi para penguasa itu sendiri maupun bagi masyarakat yang berada di bawah kepemimpinan mereka.
- Pexels/Mikhail Nilov
Melalui ayat ini, Allah mengajarkan bahwa tipu daya, kesombongan, dan kezaliman yang dilakukan para pemimpin jahat sejatinya akan kembali menimpa diri mereka sendiri.
Tafsir ayat ini mengajak umat Islam untuk tidak larut dalam keputusasaan ketika melihat kejahatan berkuasa.
Sebaliknya, kaum beriman diperintahkan untuk tetap bersabar, memperbaiki diri, dan berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran.
Dengan memahami makna Surat Al An’am ayat 123, diharapkan setiap Muslim dapat mengambil hikmah, meningkatkan keimanan, serta menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam menyikapi realitas kehidupan dan kepemimpinan di dunia.
Bacaan dan Tafsir suart Al An'am ayat 123
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا فِيْ كُلِّ قَرْيَةٍ اَكٰبِرَ مُجْرِمِيْهَا لِيَمْكُرُوْا فِيْهَاۗ وَمَا يَمْكُرُوْنَ اِلَّا بِاَنْفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُوْنَ
Wa każālika ja‘alnā fī kulli qaryatin akābira mujrimīhā liyamkurū fīhā, wa mā yamkurūna illā bi'anfusihim wa mā yasy‘urūn(a).
Artinya : Demikian pula pada setiap negeri Kami jadikan orang-orang jahatnya259) sebagai pembesar agar melakukan tipu daya di sana. Padahal, mereka hanya menipu diri sendiri tanpa menyadarinya.
Melansir dari Qur'an Kemenag, berikut adalah tafsir dari ayat tersebut:
Dalam ayat ini, Allah menenangkan hati Nabi Muhammad dengan menjelaskan bahwa para pembesar yang jahat tidak hanya terdapat di Mekah saja, tetapi juga di setiap negeri.
Dan demikianlah pada setiap negeri Kami jadikan pembesar-pembesar yang jahat agar melakukan tipu daya di negeri itu karena mereka lebih mampu menipu daya bawahannya, dan dalam kebiasaan, masyarakat akan mengikuti atasannya apakah dalam hal kebaikan atau keburukan.
Tapi mereka hanya menipu diri sendiri tanpa menyadarinya, akibat dari perbuatan mereka akan mengenai mereka sendiri.
(nka)