- Tangkapan layar
Ketua RT: Pemilik WO Ayu Puspita Tertutup dan Jarang Bergaul, Lima Tahun Tinggal Belum Serahkan KTP
Jakarta, tvOnenews.com – Ketua RT lingkungan tempat tinggal pemilik wedding organizer (WO) milik Ayu Puspita angkat bicara setelah puluhan orang menggeruduk rumah Ayu Puspita.
Kasus ini mencuat setelah warganet menemukan banyak unggahan yang menampilkan keluhan pasangan pengantin. Meski telah melunasi seluruh biaya, pelayanan yang dijanjikan WO Ayu Puspita tak kunjung dipenuhi pada hari pernikahan.
Peristiwa serupa ditemukan terjadi di sejumlah wilayah Jabodetabek, mulai Jakarta, Bogor, hingga Bekasi. Berikut rangkaian peristiwa yang menyeret nama WO Ayu Puspita.
- Tiktok @ourquietcorner
Awal Mula Kasus Mencuat
Kisah ini pertama kali menjadi perhatian publik setelah akun Instagram @fadillaraini mengungkap pengalaman sahabatnya, Disti, yang melangsungkan akad nikah pada Sabtu (6/12/2025) di Jakarta Barat. Prosesi akad berjalan lancar.
"Inilah sahabat SMA aku yang menjadi korban penipuan, namanya Disti... allhamdulillah acara akad nikah berjalan lancar," ujar Fadilla Anggraini, Senin (8/12/2025).
Namun masalah besar muncul ketika memasuki resepsi. Layanan katering yang seharusnya disediakan WO tak hadir di lokasi. Alasan yang disampaikan vendor berubah-ubah, sehingga tamu tak mendapatkan hidangan sesuai janji.
"Masalahnya adalah makanan yang dijanjikan oleh vendor tersebut... tidak datang sama sekali dengan alasan bertele-tele," jelas Fadilla.
Kondisi itu membuat keluarga mempelai terpukul karena telah mempersiapkan acara selama berbulan-bulan.
- Kolase tvOnenews.com
230 Pasangan Diduga Jadi Korban, Kerugian Capai Rp 16 Miliar
Usai kisah Disti viral, berbagai laporan serupa bermunculan. Jejak digital WO Ayu Puspita ditelusuri warganet dan ditemukan pola penipuan serupa: klien diminta melunasi pembayaran di awal, lalu layanan tidak diberikan pada hari H.
Setidaknya 230 pasangan mengaku menjadi korban dengan total kerugian diperkirakan Rp 16 miliar.
Amarah memuncak, hingga ratusan korban mendatangi rumah Ayu Puspita di Jalan Beton, Kayu Putih, Jakarta Timur, Minggu (7/12/2025), untuk menuntut pertanggungjawaban.
Kanit Reskrim Polsek Cipayung, Iptu Edi Handoko, menyebut korban datang dari berbagai wilayah hingga laporan polisi akhirnya dipusatkan ke Polda Metro Jaya.
"Jadi korbannya ke sini, ke Polsek semua nih... diarahkan lah karena LP itu sudah ada yang buat ke Polda Metro," ujar Edi.
Ia menambahkan korban berasal dari Cimanggis, Cileungsi, Bogor, hingga Bekasi.
- istimewa
Ayu Mengaku Jalankan Skema Gali Lubang Tutup Lubang
Dalam pernyataannya, Ayu Puspita mengakui menggunakan dana klien baru untuk menutup kewajiban pada klien lama. Ia juga menyebut sebagian besar uang telah dipakai membeli rumah besar di Jakarta Timur—lokasi yang kemudian digeruduk para korban.
Kerugian yang dihimpun korban ditaksir mencapai Rp 15–16 miliar.
Ayu berjanji akan mengembalikan dana klien dengan menjual rumah yang dibeli melalui skema KPR.
“Cuma saya ada KPR... itu saya lagi berusaha untuk saya jual. Itu asetnya nanti bisa untuk refund,” ungkap Ayu.
Ia juga mengklaim selama ini katering WO miliknya tidak pernah bermasalah dan menyebut insiden di acara Disti sebagai kejadian pertama.
Polisi Periksa Pemilik WO dan Empat Orang Lain
Polres Metro Jakarta Utara telah mengamankan Ayu Puspita bersama empat terlapor untuk diperiksa terkait dugaan penipuan. Namun hingga kini mereka masih berstatus saksi.
"Ada lima orang dari pihak WO itu sekarang lagi kita periksa," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Onkoseno Gradiarso Sukahar.
Ketua RT Beberkan Sikap Pemilik WO di Lingkungan Sekitar
Ketua RT 01/ RW 05 Kelurahan Ceger Azli menyebut pemilik WO tersebut cukup aktif dalam kegiatan sosial.
“Sosialnya cukup bagus... banyaklah membantu kegiatan,” ujarnya kepada awak media.
Namun di sisi lain, ia mengatakan Ayu merupakan sosok yang tertutup dan jarang bergaul dengan warga.
“Dengan warga enggak pernah bergaul... Tapi sosialnya dan kontribusi di RT cukup bagus,” lanjutnya.
Azli juga mengungkap Ayu sudah tinggal sekitar lima tahun, namun tak pernah menyerahkan salinan KTP meski telah diminta berkali-kali.