- dok.tvonenews.com/X endlesstory
Heboh Video Gus Elham Cium Bibir Anak di Pengajian, Psikolog Ingatkan Orang Tua Waspada Tahapan Child Grooming!
tvOnenews.com - Media sosial kembali geger setelah beredar video viral yang memperlihatkan seorang pendakwah muda, Gus Elham Yahya, mencium anak-anak kecil.
Potongan video tersebut memicu kemarahan publik dan menimbulkan kekhawatiran soal perilaku yang dinilai tidak pantas, terlebih karena dilakukan oleh sosok publik yang dikenal sebagai tokoh agama.
Banyak warganet menilai tindakan Gus Elham berpotensi termasuk dalam kategori child grooming, istilah yang menggambarkan proses manipulasi oleh orang dewasa dengan tujuan tertentu.
Dikutip dari kanal YouTube Mommies Daily, psikolog klinis anak Belinda Agustya menjelaskan secara rinci tahapan seseorang yang diduga melakukan child grooming.
Menurutnya, proses tersebut tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi melalui tahapan yang terencana dan manipulatif.
“Jadi memang ada prosesnya sampai akhirnya terjadilah yang namanya eksploitasi itu. Yang pertama, tahapannya adalah orang ini memilih dulu dong, mana nih anak-anak yang rentan terhadap eksploitasi. Anak-anak yang mudah diambil kepercayaannya,” ujar Belinda.
- dok.tvonenews.com/Medsos santriasik
Ia menambahkan bahwa pelaku biasanya mampu mengenali anak yang terlihat kurang percaya diri atau memiliki hubungan sosial yang terbatas.
“Misalnya anak-anak yang secara sosial tertutup, enggak punya banyak teman, atau kurang dapat kasih sayang dari keluarganya. Nah, anak-anak seperti ini dianggap rentan dan mudah diberi perhatian lebih oleh si pelaku,” lanjutnya.
Tahapan kedua, kata Belinda, adalah building trust.
Di fase ini, pelaku tidak hanya mendekati anak, tetapi juga mencoba menarik simpati dan kepercayaan dari orang-orang di sekitar anak, termasuk orang tua atau pengasuh.
“Jadi bukan hanya sama anaknya, tapi juga sama support system anak di sekitarnya. Si pelaku akan berusaha membangun kepercayaan agar bisa masuk ke ranah emosional anak dan keluarganya. Dia akan berperan seolah pelindung atau penyelamat anak tersebut,” jelas Belinda.
Setelah kepercayaan didapat, barulah masuk ke tahap ketiga pembiasaan perilaku tidak pantas.
Tahap ini dianggap paling berbahaya karena pelaku mulai menormalisasi tindakan-tindakan yang seharusnya tidak wajar dilakukan terhadap anak.
“Biasanya pelaku membentuk persepsi ke anak bahwa perilaku-perilaku seksual atau kedekatan fisik itu hal yang wajar. Anak akhirnya menjadi bingung, karena dari sudut pandangnya, orang dewasa yang dipercaya justru menunjukkan kasih sayang dengan cara yang salah,” papar Belinda Agustya.
Ia menegaskan bahwa anak-anak yang sudah terlanjur masuk ke dalam lingkaran grooming sering kali sulit untuk menyadari bahwa mereka menjadi korban.
Karena itu, peran orang tua menjadi sangat penting untuk mengawasi, mengenali perubahan perilaku anak, dan memastikan anak memahami batasan antara kasih sayang dan perilaku yang tidak pantas.
Kasus video Gus Elham yang kini viral disebut oleh para ahli sebagai momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai child protection.
Banyak orang tua di media sosial juga mengaku khawatir dan berharap kejadian serupa tidak terulang, terutama di lingkungan pendidikan dan keagamaan yang seharusnya menjadi tempat aman bagi anak-anak.
Belinda juga mengingatkan bahwa pencegahan grooming bisa dilakukan sejak dini melalui edukasi seksualitas yang sehat dan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
Dengan begitu, anak bisa belajar memahami mana bentuk kasih sayang yang benar dan mana yang justru berpotensi membahayakan. (adk)