news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Tren Baru Drama Indonesia, Format Vertikal: Film ‘I Love You My Teacher’, Romansa Terlarang Guru-Murid di Era Sosial Media.
Sumber :
  • Tangkapan layar instagram gandhifernando

Tren Baru Drama Indonesia, Format Vertikal: Film ‘I Love You My Teacher’, Romansa Terlarang Guru-Murid di Era Sosial Media

Fenomena video berdurasi satu menit di media sosial seperti TikTok dan Instagram telah mengubah cara orang menikmati cerita, termasuk film. Format vertikal yang
Minggu, 9 November 2025 - 03:08 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Fenomena video berdurasi satu menit di media sosial seperti TikTok dan Instagram telah mengubah cara orang menikmati cerita, termasuk film. Di tengah rutinitas padat dan gaya hidup serba cepat, masyarakat kini mencari hiburan yang bisa dinikmati di mana saja, bahkan di sela waktu singkat. 

Tidak lagi harus duduk berjam-jam di depan layar, cukup beberapa detik untuk tersentuh, tertawa, atau bahkan menangis. Tren ini membuka jalan bagi bentuk baru storytelling, singkat, padat, tapi tetap menggugah emosi.

Tren ini diperkuat dengan maraknya platform video pendek seperti TikTok dan Instagram Reels, yang menjadi wadah baru bagi para kreator mengekspresikan karya mereka. Format vertikal yang semula hanya dipakai untuk konten ringan kini menjelma menjadi medium bercerita yang serius, emosional, dan sinematik.

Tren ini melahirkan banyak proyek eksperimental di Indonesia, salah satunya adalah “I Love You My Teacher”, sebuah drama romantis berdurasi satu menit per episode yang menggabungkan kecepatan, emosi, dan visual memikat. 

Diproduksi oleh Creator Media dan Kuro Films, serial ini menjadi langkah berani dalam dunia hiburan lokal, membawa semangat baru dalam format storytelling vertikal. Drama ini tayang eksklusif di aplikasi MyTelkomsel mulai 7 November 2025 dengan total 20 episode yang padat namun tetap menggugah.

Melansir dari YouTube Maxstream, dua aktor, Gandhi Fernando dan Dianda Sabrina, menjadi bintang utama dalam proyek ini. Gandhi berperan sebagai Malik, seorang guru pengganti yang tanpa sengaja menjalin hubungan dengan siswinya, Ana, diperankan oleh Dianda. 

“Ceritanya dua orang yang ketemu di saat si Ana lagi down banget. Mereka menghabiskan satu malam penuh koneksi, tapi keesokan harinya Ana kaget karena Malik ternyata guru barunya di sekolah,” ujar Gandhi. 

Kisah cinta yang penuh dilema ini menghadirkan konflik moral dan emosi yang intens, memperlihatkan bagaimana batas antara kasih sayang dan kesalahan bisa menjadi kabur. Format vertikal menjadi tantangan tersendiri bagi tim produksi. 

“Susah banget. Kalau film kan durasinya jelas, bisa 90 menit atau dua jam. Nah kalau series pendek kayak gini, kita masih harus meraba-raba durasinya. Tapi di sini harus semenit-semenit, dan setiap episode wajib punya clickbait atau cliffhanger supaya orang mau lanjut nonton,” ungkapnnya. 

Proses kreatif bersama sutradara Joel menuntut mereka untuk membuat penonton “hook” dalam tiga episode pertama agar tidak langsung scroll ke video lain. Di balik layar, Gandhi tidak hanya menjadi aktor tetapi juga terlibat dalam produksi dan penulisan naskah. Ide awal proyek ini muncul dari hal sederhana. 

“Awalnya ini mau buat TikTok aja. Tapi karena pakai kamera proper dan hasilnya bagus, aku pikir, ‘Ini bisa kok masuk OTT.’ Malah sempat kepikiran mau dijadiin film karena durasinya udah 45 menit, tapi akhirnya tetap dijaga sesuai konsep awal,” jelasnya.

Bagi Dianda Sabrina, ini adalah pengalaman pertamanya bermain dalam drama berformat vertikal. Ia awalnya diajak Gandhi untuk membuat konten TikTok, namun ide tersebut berkembang menjadi proyek besar. “Ini pertama kali aku main di drama vertikal, dan langsung bareng Kak Gandhi. 

Awalnya diajaknya untuk konten TikTok, tapi ternyata malah jadi series beneran dan bisa tayang di OTT. Aku seneng banget,” ujarnya. Proses syuting berlangsung cepat, hanya kurang dari seminggu, meski penulisan naskah memakan waktu sebulan lebih.

Chemistry antara Gandhi dan Dianda pun terbentuk secara alami lewat proses reading dan diskusi mendalam mengenai karakter mereka. “Awalnya kita reading dulu, dan ternyata orangnya agak gila juga kayak gue, jadi nyambung banget. Becandaan frekuensinya masuk,” ujarnya. 

Dianda menambahkan, “Kita banyak ngobrol soal kenapa karakter kita tetap lanjut meski tahu salah. Jadi kita sama-sama paham motivasi masing-masing.” Serial ini juga menjadi bagian dari upaya memperkuat ekosistem digital bagi generasi muda.

“Kenapa kita memilih ‘I Love You My Teacher’? Karena ceritanya menarik. Ini drama Indonesia yang dekat dengan anak muda, jadi kami ingin mereka juga mau nonton,” ujar Anto Sihombing, General Manager IPTV Product Marketing & Operations Telkomsel.

Inisiatif ini sejalan dengan misi dalam menghadirkan pengalaman digital yang relevan bagi pengguna muda. “Kami ingin MyTelkomsel bukan hanya aplikasi untuk layanan seluler, tapi juga ruang hiburan digital yang menghadirkan internet, musik, video, dan game dalam satu platform,” jelasnya.

Dengan durasi singkat dan kisah yang emosional, film ini mencerminkan perubahan besar dalam cara penonton menikmati drama di era digital. (udn)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral