- REUTERS/Stringer
Ironi Patrick Kluivert: Timnas Indonesia Gagal ke Piala Dunia, Curacao Justru Pestapora, Selangkah Lagi Tembus Amerika 2026
Meski sempat kembali memimpin tim pada 2021, performa Curacao tetap tak membaik, dalam enam laga, mereka hanya meraih satu kemenangan, dua kali imbang, dan tiga kekalahan.
Tak lama kemudian, posisinya digantikan oleh Art Langeler, sebelum akhirnya tongkat estafet berpindah ke tangan Dick Advocaat pada awal 2024.
Kehadiran Advocaat mantan pelatih Belanda, Zenit, dan Rangers, memberikan dampak instan bagi Curacao. Gaya bermain mereka kini lebih disiplin dan terorganisasi.
Meski sempat gagal di Piala Emas 2025 usai finis ketiga di Grup B, Advocaat berhasil membangun fondasi kuat untuk menghadapi kualifikasi berikutnya.
Hampir seluruh pemain Curacao berkarier di kompetisi Eropa, termasuk Gervane Kastaneer, striker Persis Solo yang kini menjadi bagian penting dalam skuad Advocaat.
- Instagram @dennylandzaat
Jika berhasil lolos, Kastaneer akan menjadi pemain pertama dari Super League Indonesia yang tampil di Piala Dunia, sebuah pencapaian historis bukan hanya bagi Curacao, tetapi juga bagi sepak bola Indonesia.
Sementara itu, Indonesia kini berada di titik balik penting usai tersingkir di babak keempat kualifikasi Asia. Beberapa legenda sepak bola nasional menyerukan evaluasi menyeluruh, bukan hanya terhadap Patrick Kluivert, tetapi juga struktur pembinaan pemain dan arah jangka panjang timnas.
Publik sepak bola Tanah Air kini berharap federasi mampu belajar dari negara kecil seperti Curacao, yang dengan strategi jelas dan pelatih tepat bisa selangkah lebih maju menembus panggung dunia.
Kisah kontras antara Curacao dan Indonesia ini menjadi ironi bagi Kluivert. Tim yang dulu ia bentuk kini justru bersinar di bawah orang lain, sementara dirinya tengah menghadapi ujian berat di negeri Garuda.
Di saat Curacao berpesta usai menang 2-0 atas Jamaika sebagaimana unggahan akun @perspectivefootball.id menulis, “Pesta Curacao menuju Piala Dunia! ??? Mereka semakin dekat dengan sejarah!”.
Sementara Timnas Indonesia justru harus kembali menata ulang langkah untuk mempersiapkan generasi baru demi menyongsong impian besar yang belum juga tercapai. (udn)