- Kolase Instagram & Antara
Kisah Irjen Krishna Murti 'Ditodong' Pistol Preman Kalijodo, Kini Diuji Terbelit Skandal Dugaan Selingkuh dengan Kompol Anggraini
Jakarta, tvOnenews.com - Irjen Krishna Murti yang kini diduga terseret skandal selingkuh dengan Kompol Anggraini Putri mempunyai kisah melokalisasi tempat hiburan malam di Kalijodo, Jakarta Utara.
Irjen Krishna Murti bahkan ikut memberantas preman di tempat prostitusi Kalijodo di era Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Krishna Murti kebetulan masih menjabat sebagai Direktur Reserse dan Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya.
Pada 2016, Ahok tidak takut atas penolakan keras kelompok preman yang menjaga hingga menguasai tempat tak senonoh di Kalijodo.
"2.000 orang preman itu habis, kemudian perjudian itu habis, bahwa kemudian ada sisa-sisa pemukiman ilegal," ungkap Krishna Murti kepada awak media di Jakarta pada 2016 dikutip tvOnenews.com, Minggu (21/9/2025).
- Antara/Rivan Awal Lingga
Usut punya usut, kontroversi Kalijodo telah terjadi sejak era Sutiyoso menjabat Gubernur DKI Jakarta. Ia saat itu sebagai Kapolsek Metro Penjaringan pada 2001.
Merujuk dari bukunya bertajuk Geger Kalijodo, Krishna Murti menyebut tugas ini tantangan untuknya melawan kekisruhan terjadi di Jakarta Utara.
"Saya sempat berpikir, barangkali ini ujian pertama menjadi Kapolsek, menangani kasus tawuran massal dua kelompok etnis yang berbeda," tulis Krishna Murti dalam bukunya.
Hal paling menegangkan, menurut Krishna Murti, saat ikut berperan penting dalam pemberantasan tempat prostitusi di Kalijodo.
Kata Krishna Murti, meski telah ada penggusuran, masih banyak wanita malam yang berkeliaran di area Kalijodo.
"Ada orang-orang yang datang, minum-minum dari kelas bawah, menumbuhkan implikasi sosial, dan kemudian berakibat kecelakaan," jelasnya kepada awak media.
Ia juga mendapat perlawanan keras, bahkan hampir ditembak oleh dedengkot preman yang memegang kekuasaan di Kalijodo pada 22 Januari 2002.
Pada momen tersebut, kebetulan ada insiden pembunuhan dialami anggota kelompok etnis di sana.
Bedul, salah satu di antara pentolan kelompok preman di Kalijodo tiba-tiba membawa pistol.
Bedul yang mengamuk tak segan-segan akan mengarahkan peluru pistol terhadap orang-orang yang menantangnya.
"Bukannya takut, Bedul malah balik menggertak 'Jangan ada yang mendekat!' teriaknya sambil menodongkan pistol ke arah saya," jelas Krishna.