- Istockphoto
Seribu Langkah dari Satu TK, Mimpi Besar untuk Pendidikan Anak Usia Dini di Ujung Timur Indonesia
tvOnenews.com - Pendidikan anak usia dini (PAUD) bukan sekadar langkah pertama sebelum masuk sekolah dasar, melainkan pondasi yang akan menopang seluruh perjalanan hidup seorang anak.
Pada rentang usia emas 0–6 tahun, setiap rangsangan pendidikan yang diberikan dapat memengaruhi perkembangan otak, membentuk karakter, menumbuhkan rasa ingin tahu, hingga membangun kesiapan untuk menghadapi tantangan masa depan.
Studi menunjukkan bahwa anak yang mendapatkan stimulasi tepat di usia ini memiliki peluang lebih besar untuk sukses di jenjang pendidikan berikutnya.
Sayangnya, di Indonesia masih terjadi kesenjangan besar dalam akses pendidikan, khususnya antara wilayah perkotaan dan daerah terpencil.
Berdasarkan data resmi Kemendikbudristek, hingga November 2024 terdapat 203.588 satuan PAUD yang tersebar di seluruh Indonesia, mencakup TK, Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS).
Jumlah peserta didik tercatat 6.757.019 anak dengan dukungan 488.115 guru serta 230.150 tenaga kependidikan.
Meski angka tersebut terdengar besar, Angka Partisipasi Kasar (APK) anak usia 3–6 tahun baru mencapai 36,03 persen pada 2024. Artinya, lebih dari separuh anak usia PAUD belum merasakan pengalaman pendidikan prasekolah.
Ketimpangan juga terlihat dari distribusi fasilitas. Misalnya, di Nusa Tenggara Timur, termasuk Kupang, hanya terdapat 1.848 TK formal dan 3.926 KB, total 6.140 satuan PAUD.
Jumlah ini jauh di bawah provinsi seperti Jawa Timur yang memiliki lebih dari 45.800 satuan PAUD. Fakta tersebut menjadi sinyal bahwa pembangunan infrastruktur pendidikan, terutama di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal), masih harus digenjot demi pemerataan kesempatan belajar.
Di tengah kondisi itu, setiap langkah kecil untuk menghadirkan PAUD di pelosok menjadi begitu berarti. Kehadiran satu taman kanak-kanak (TK) di desa terpencil, dengan guru-guru lokal yang berdedikasi, bagaikan cahaya yang menerangi jalan anak-anak menuju masa depan yang lebih cerah.
Salah satu inisiatif tersebut datang dari pegiat pendidikan Agatha Chelsea dan Timothy Ronald. Mereka meresmikan TK gratis di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
“Kalau kita bisa menyalakan satu lilin kecil di hati mereka, siapa tahu cahaya itu akan menerangi masa depan mereka,” ujar Agatha Chelsea, melansir dari Antaranews.