- tim tvOne - Andri Prasetiyo
20 Tahun Jogja Fashion Week, Dorong Ekonomi Kreatif Tembus Pasar Dunia
Yogyakarta - Salah satu ajang fesyen tertua di Indonesia, Jogja Fashion Week (JFW) kembali digelar pada 7-10 Agustus 2025 di Jogja Expo Center (JEC). Perhelatan busana yang telah memasuki edisi ke-20 tersebut mengusung tema 'Threads of Tomorrow'.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi menyatakan bahwa Yogyakarta menjadi sumber inspirasi bagi desainer dan pelaku industri. Oleh karenanya, Jogja Fashion Week berpotensi besar mendorong pelaku ekonomi kreatif untuk menembus pasar internasional.
"Kami siap membantu menghubungkan brand-brand terpilih (di JFW) dengan buyer dari Italia dan Taiwan," katanya.
Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X mengatakan bahwa dunia mode saat ini bukan lagi sekadar persoalan estetika, namun juga sebagai media perubahan.
"Tetapi juga medium perubahan yang menjahit harapan baru, menganyam keberlanjutan, dan merajut identitas yang progresif,” ujar Sri Paduka.
Dirinya menyoroti tantangan zaman seperti krisis iklim, pergeseran selera generasi muda, dan pesatnya perkembangan teknologi digital sebagai faktor yang menuntut industri fashion untuk bertransformasi. Menurutnya, tradisi dan teknologi bukanlah dua kutub yang berlawanan, melainkan bisa dipadukan untuk menciptakan masa depan yang lestari.
Wagub DIY juga menegaskan peran penting kearifan lokal dalam membangun ekosistem fashion berkelanjutan. Oleh karena itu, pelaku UMKM kreatif dan para desainer DIY harus mampu menjawab tantangan zaman dengan inovasi tanpa kehilangan jati diri.
"Nilai-nilai budaya Yogyakarta seperti keselarasan, kelestarian, dan welas asih terhadap alam menjadi fondasi yang kokoh dalam membangun ekosistem mode yang berkelanjutan," tuturnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY yang juga Ketua Panitia acara, Yuna Pancawati menyampaikan bahwa JFW tahun ini menghadirkan 160 desainer dengan lebih dari 1.000 karya. Mulai dari busana formal, kasual, sportswear, aksesori, kriya, hingga craft.
"Waktu 20 merupakan perjalanan panjang yang memberikan pengalaman dan pembelajaran bagi Jogja Fashion Week. Kini, ajang ini menjelma menjadi perhelatan fashion terkemuka yang berkontribusi pada pengembangan industri fashion nasional," ungkap Yuna.
Yuna menambahkan, pihaknya untuk pertama kali mengundang 67 brand DIY secara mandiri, mengundang komunitas difabel dan warga binaan, serta turut menghadirkan konsultasi kekayaan intelektual yang menghadirkan produk fashion sebagai mahakarya industri kreatif dan kekayaan intelektual.