- Kolase tangkapan layar YouTube YIM OFFICIAL & Instagram
Bertahun-tahun Evakuasi Pendaki di Gunung Rinjani, Agam Rinjani Bicara Jujur Posisi Juliana Marins Paling Sadis: Ini Insiden...
tvOnenews.com - Abdul Haris Agam atau Agam Rinjani menyebut proses evakuasi pendaki asal Brasil, Juliana Marins yang paling sulit di Gunung Rinjani.
Nama Agam Rinjani menjadi atensi dunia sejak berhasil mengevakuasi jasad Juliana Marins yang terjatuh di tebing Gunung Rinjani.
Jasad korban berhasil diangkat Agam dan tim SAR gabungan dari tebing Gunung Rinjani di kedalaman 600 meter pada Rabu, 25 Juni 2025.
Juliana Marins terjatuh setelah sehari mendaki bareng beberapa teman dan dipandu seorang guide, Ali Musthofa pada Sabtu (21/6/2025).
Juliana Marins ditemukan terjatuh ketika istirahat dan Ali Musthofa mengantar teman-teman pendaki asal Brasil itu ke puncak.
- Instagram @agam_rinjani
Ketika kembali ke tempat istirahat Juliana Marins, sang guide tidak melihat sosok pendaki berusia 27 tahun itu.
Sontak, Agam terbang dari Jakarta ke Lombok untuk bergabung dengan tim penyelamat pada hari keempat.
Agam selaku pembawa jenazah Juliana langsung meminta maaf kepada seorang perempuan dari anggota keluarga korban.
"Minta maaf karena tidak bisa membawa Juliana pulang dengan selamat, karena kondisi medan yang berat dan terlalu jauh ke bawah," ungkap Agam Rinjani dilansir tvOnenews.com dari akun X @aingrewhuy, Minggu (29/6/2025).
Lewat podcast YouTube YIM OFFICIAL, Agam mengutarakan ia dapat laporan dari tim SAR Lombok Timur bahwa, ada pendaki Brasil terjatuh.
Relawan Gunung Rinjani asal Makassar itu mengaku perjalanannya ke Lombok sempat tertunda karena terbentur jadwal penerbangan pesawat.
Setelah tiba di Basecamp Sembalun, Agam naik ke atas menemui relawan yang sudah berhari-hari mencari korban.
"Kami sampai berlari-larian sama mas Tyo sampai ke Pelawangan sampai jam delapan malam," ujar Agam dikutip dari kanal YouTube YIM OFFICIAL, Minggu.
Pria lulusan Antropologi di Universitas Hasanuddin itu menceritakan cuaca sedang kabut ketika turun ke tebing.
Saat di kedalaman 400 meter, peralatan anchor untuk proses evakuasi terbatas dan sulit sampai ke jurang 600 meter.
Sayangnya setelah Agam tiba di kedalaman 600 meter, Juliana Marins dipastikan sudah meninggal dunia.
"Tadinya mau diturunkan ke bawah ke Danau Segara Anak, tetapi medannya semakin curam, bebatuan rentan menggelinding dan longsor," jelasnya.
Usut punya usut, Agam membandingkan kondisi pengangkatan jenazah Juliana Marins berbeda setelah 9 tahun menjadi relawan di Rinjani.
"Berbagai insiden saya tangani evakuasi mayat sudah berapa, ini kejadian paling sulit di antara puluhan kasus evakuasi di Rinjani," katanya.
Pada Agustus 2023, Agam evakuasi pendaki asal Israel tergelincir dari puncak ke kedalaman 180 meter.
Agam harus mengakui posisi medan tebing menyulitkan ia menyelamatkan pendaki asal Israel tersebut.
"Saya bilang itu sulit, tapi ini (Juliana Marins) lebih sulit lebih jauh lagi," ngakunya.
Saat proses evakuasi jasad Juliana, kata Agam, ribuan batu kecil dan besar sempat tergelincir dari atas lantaran cuaca sempat hujan.
"Hujan air tiba-tiba berkabut, 3 detik batu di depan jarak pandang 2 meter. Batu dari 400 meter itu mengarah ke muka semua, saya sempat tunduk begini," tuturnya.
Ia melanjutkan, bebatuan kecil masih bisa ditahan pakai helm pengaman, namun batu ukuran besar berhasil dihindari.
"Kaki sampai luka-luka terkena batu," tambahnya.
Lebih lanjut, guide profesional Gunung Rinjani itu berbagi kondisi tidur di tebing saat evakuasi jenazah korban ke atas.
"Kami tidur miring posisinya 45 derajat, jadi kami ngebor batu lagi di bawah, batu yang gede-gede lebih berat supaya enggak meluncur," terangnya.
Tantangan besar saat istirahat di tebing yakni faktor cuaca yang dingin, Agam dan tim takut kena hipotermia.
"Enggak ada atap, sleeping bag masuk cuma setengah karena alat semua. Berharapnya malam itu semoga tidak hujan," tuturnya.
Agam dan tim hanya pasrah apabila hujan tidak bersahabat, semua relawan di tebing akan tewas terkena longsor batu dan pasir.
Agam menegaskan hal tersebut sudah risiko tim rescue pendaki yang terjatuh di Gunung Rinjani.
"Kalau saya pribadi itu sisi kemanusiaan, masa orang jatuh tidak dievakuasi, mana jiwa manusiamu, saya membangun harus pulang ke Lombok tolong orang," bebernya.
Selain itu, Agam dalam tukasnya mengatakan, urusan evakuasi jasad Juliana Marins sangat berdampak pada nama baik bangsa Indonesia.
(hap)