news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Kolase foto Khalid Basalamah dan Dedi Mulyadi.
Sumber :
  • Tangkapan layar

Ustaz Khalid Basalamah Tanggapi Dedi Mulyadi yang Dijuluki Gubernur Konten hingga Mulyono Jilid II: Kalau Saya Pribadi Melihat Ini…

Namun di tengah derasnya kritik dan cibiran terhadap Dedi Mulyadi, muncul suara dari salah satu pendakwah terkemuka Indonesia yakni Ustaz Khalid Basalamah. Ia -
Jumat, 23 Mei 2025 - 19:36 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com, Jakarta – Julukan “Gubernur Konten”, “Mulyono Jilid II”, hingga tudingan sebagai “Gubernur Pencitraan” belakangan ini ramai disematkan kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang dikenal aktif membagikan aktivitasnya di media sosial. 

Namun di tengah derasnya kritik dan cibiran, muncul suara pembelaan dari salah satu pendakwah terkemuka Indonesia yakni Ustaz Khalid Basalamah.

Dalam sebuah tayangan talkshow religi di kanal YouTube resminya, Ustaz Khalid menegaskan bahwa pemimpin yang aktif menunjukkan kerja nyatanya di media sosial bukan berarti sedang membangun pencitraan asalkan niatnya benar.

Ustaz Khalid Basalamah
Sumber :
  • Tangkapan layar YouTube Khalid Basalamah Official

 

“Kalau saya pribadi melihat ini bukan pencitraan, kecuali kalau niatnya memang itu. Ada orang memang dia harus mem-publish apa yang dia lakukan,” ujar Ustaz Khalid, dikutip tvOnenews.com.

Ustaz Khalid bahkan mengibaratkan pemimpin seperti Dedi Mulyadi dengan panglima perang yang tidak hanya duduk di balik meja, tetapi berani turun langsung ke lapangan.

“Saya melihat kalau ada pemimpin seperti ini, benar-benar turun bantu masyarakat, ini luar biasa. Kebanyakan pemimpin santai saja di rumah, cuma bisa menyuruh. Tapi pemimpin yang turun langsung, itu luar biasa,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa membagikan kegiatan pembangunan atau pelayanan publik melalui media sosial bisa berdampak positif karena bisa menjadi bentuk pertanggungjawaban sekaligus inspirasi.

“Apa masalahnya? Dia bikin konten, menunjukkan pembangunan jalan, sekolah, atau jembatan. Lalu imbau masyarakat untuk jaga bareng-bareng. Ini kan baik,” tambahnya.

Dedi Mulyadi
Sumber :
  • Antara

 

Ustaz Khalid juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah berprasangka buruk (suudzon) terhadap pemimpin yang aktif membuat konten.

“Saya yakin, yang suka sangka buruk ini pasti paling banyak keriputnya, paling banyak ubannya, dan paling banyak masalah hidupnya,” ujarnya dengan nada tegas namun berseloroh.

Dedi Mulyadi Terima Julukan Apapun

Sementara itu, Dedi Mulyadi menyikapi berbagai julukan yang diberikan kepadanya dengan santai. Dari Gubernur Konten, Mulyono Jilid II, hingga Gubernur Pencitraan semuanya ia anggap sebagai bentuk perhatian, meski diwarnai motif politik.

“Dengan berbagai stigma, sebagai Gubernur Konten, Mulyono Jilid II, Gubernur Pencitraan, dan berbagai tayangan lainnya, itu karena mereka sangat memperhatikan saya,” ucap Dedi Mulyadi melalui akun Instagram resminya @dedimulyadi71.

Dedi mengaku bahwa sebagian komentar negatif yang menyerangnya tidak berasal dari warga Jawa Barat, melainkan dari buzzer di luar daerah yang memiliki agenda tersendiri untuk membangun citra buruk terhadap dirinya.

Dedi Mulyadi
Sumber :
  • YouTube

 

Salah satu contohnya, kata dia, adalah video lawas saat ia mengaduk semen yang kembali diviralkan sebagai konten pencitraan, padahal video tersebut dibuat 6 tahun lalu.

“Apapun yang saya lakukan dikomentari, dan ini dilakukan oleh orang di luar Jawa Barat. Artinya, banyak warga di luar Jawa Barat yang kesal sama saya,” kata Dedi.

Alih-alih tersinggung, Dedi justru menantang para buzzer untuk terus membuat konten negatif tentang dirinya dengan nada sarkastik namun tetap santai.

“Terima kasih ya, telah berupaya menggiring opini agar saya dibenci. Salam untuk para buzzer. Tetap semangat ya, bikin konten negatif sebanyak-banyaknya tentang saya. Agar bapak dan ibu bisa ngebul dapurnya,” ujarnya.

Dedi Mulyadi tetap meyakini bahwa masyarakat Jawa Barat akan menilai langsung kerja nyatanya di lapangan, bukan dari framing media sosial atau serangan buzzer.

Ia juga tak membantah bahwa sebagian strateginya memang beririsan dengan media sosial, namun itu dilakukan demi transparansi dan efisiensi, tanpa harus menyewa konsultan politik mahal atau influencer.

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral