- Pexels.com
Jangan Abaikan! Kenali 10 Masalah Pencernaan pada Kucing yang Bisa Berakibat Fatal
tvOnenews.com - Kucing merupakan hewan peliharaan yang dikenal memiliki sistem pencernaan yang sensitif.
Masalah pencernaan pada kucing bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari pola makan yang tidak tepat, infeksi, hingga penyakit serius yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik.
Oleh karena itu, pemilik kucing perlu mengetahui berbagai masalah pencernaan yang sering terjadi agar dapat mengambil tindakan yang tepat.
Berikut adalah 10 masalah pencernaan pada kucing yang harus diwaspadai:
1. Muntah Berlebihan
Muntah sesekali mungkin tidak berbahaya, tetapi jika terjadi secara terus-menerus, bisa menjadi tanda adanya gangguan serius seperti infeksi, penyakit organ dalam, atau keracunan.
Muntah yang disertai darah atau berbusa putih juga bisa mengindikasikan masalah serius pada sistem pencernaan kucing.
2. Diare
Diare pada kucing bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti infeksi bakteri atau virus, alergi makanan, stres, atau parasit.
Jika diare berlangsung lebih dari 24 jam atau disertai darah, sebaiknya segera bawa kucing ke dokter hewan. Dehidrasi akibat diare berkepanjangan bisa berakibat fatal.
3. Konstipasi (Sembelit)
Kucing yang mengalami konstipasi akan kesulitan saat buang air besar.
Penyebabnya bisa berupa kurang cairan, makanan rendah serat, obesitas, atau adanya penyumbatan di usus.
Jika tidak ditangani, sembelit bisa berkembang menjadi megakolon, yaitu kondisi serius yang mengharuskan tindakan medis.
4. Hairball (Bola Rambut)
Kucing sering menjilat tubuhnya untuk membersihkan bulunya. Namun, bulu yang tertelan bisa menumpuk di dalam perut dan menyebabkan muntah, kehilangan nafsu makan, hingga penyumbatan usus.
Untuk mencegahnya, berikan makanan khusus anti-hairball atau sering menyisir bulu kucing.
5. Gastroenteritis
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus yang ditandai dengan muntah, diare, dan hilangnya nafsu makan.
Penyebabnya bisa berupa infeksi bakteri, virus, atau makanan yang terkontaminasi. Jika tidak segera diobati, kucing bisa mengalami dehidrasi dan kehilangan banyak nutrisi penting.
6. Infeksi Cacing
Cacing seperti cacing pita, cacing gelang, atau cacing tambang bisa menyerang sistem pencernaan kucing dan menyebabkan perut kembung, muntah, diare, serta penurunan berat badan.
Infeksi cacing yang tidak diobati dapat melemahkan kucing dan menyebabkan komplikasi serius.
7. Inflammatory Bowel Disease (IBD)
IBD adalah penyakit inflamasi usus kronis yang menyebabkan kucing sering mengalami diare, muntah, dan kehilangan berat badan.
Penyakit ini sulit didiagnosis dan memerlukan pengelolaan jangka panjang, termasuk perubahan pola makan dan pengobatan.
8. Intoleransi atau Alergi Makanan
Beberapa kucing memiliki alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu, seperti susu, ayam, atau ikan.
Reaksi yang muncul bisa berupa muntah, diare, dan gatal-gatal. Jika kucing menunjukkan gejala ini setelah makan makanan tertentu, sebaiknya segera ganti makanannya dengan formula yang lebih cocok.
9. Penyakit Hati dan Ginjal
Gangguan hati dan ginjal dapat mempengaruhi sistem pencernaan kucing, menyebabkan muntah, kehilangan nafsu makan, dan diare.
Penyakit ini sering terjadi pada kucing yang sudah tua dan membutuhkan perawatan khusus serta diet yang tepat.
10. Obstruksi Usus
Obstruksi usus terjadi ketika ada benda asing yang tertelan, seperti plastik, benang, atau mainan kecil, yang menyumbat saluran pencernaan.
Gejalanya meliputi muntah terus-menerus, perut kembung, dan tidak bisa buang air besar. Kondisi ini darurat dan membutuhkan operasi segera.
Masalah pencernaan pada kucing tidak boleh dianggap remeh karena bisa berdampak fatal jika dibiarkan.
Jika kucing menunjukkan gejala gangguan pencernaan yang berkepanjangan, segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. (adk)