- Tim tvOne - Abdul Rohim
Mengenal "Kampoeng Stunt Fighter" di Pati, Komunitas Bela Diri untuk Film
Pati, Jawa Tengah – Berawal dari kesamaan hobi yakni gemar dengan olahraga beladiri, lima pemuda asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yakni Alif, Oik, Zahwan, Alex dan Habib menginisiasi pendirian Kampoeng Stunt Fighter. Meski bukan berasal dari satu perguruan silat, namun mereka memiliki mimpi yang sama. Yakni semakin memperkenalkan bela diri lewat film.
Ketua Kampoeng Stunt Fighter (KSF) Pati, Ahmad Zahwan, mengatakan, awalnya Oik yang berasal dari perguruan silat Kera Sakti menghubungi Alif yang memiliki latar belakang pencak silat Pagar Nusa dari Pati. Kebetulan Alif saat itu sudah bergelut di bidang stuntman.
“Dari situlah akhirnya Kampung Stunt Fighter di dirikan oleh kang Alif, Oik, saya, Alex dan Habib yakni bertepatan pada tanggal 18 Oktober 2015 di Pati,” kata Ahmad Zahwan, ketua Kampoeng Stunt Fighter (KSF) Pati, Selasa (22/2/2022).
Awalnya Kampoeng Stunt Fighter yang berada di Desa Cebolek, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah ini berjumlah 30 orang dan diketuai oleh Alif. Dalam pendiriannya, mereka menggabungkan antar perguruan silat. Selain untuk proses kreatif, mereka juga bermaksud untuk menjalin persaudaraan serta mencegah konflik antar perguruan silat.
“Awalnya anggota Kampung Stunt berjumlah 30 orang dan di ketuai oleh kang Alif sampai tahun 2018 dan saya lanjutkan sampai sekarang. Saat itu kami membuat film pertama berjudul “Jiwo Rogo” dimana melibatkan sejumlah pesilat dari Kera Sakti, PSHT, perguruan Gubuk Remaja (GR), Pagar Nusa, dan Cempaka Putih. Selepas proses film itulah kemudian para pesilat menyepakati membuat Kampoeng Stunt Fighter,” ujar Ahmad Zahwan.
Nama Kampoeng Stunt Fighter diambil dari kata Kampoeng yang mengartikan semua anggota berasal dari kampung dan Stunt Fighter berarti petarung aksi yang dimana semua anggotanya berasal dari berbagai macam perguruan bela diri.
Berdirinya kampoeng Stunt Fighter diharapkan bisa sebagai wadah para praktisi bela diri di Pati dan sekitarnya untuk menyalurkan hobi sekaligus mengasah skill bela diri untuk kebutuhan perfilman. Terlebih beladiri film berbeda dengan beladiri real.
“Di kampung stunt Fighter ini selain berlatih dasar bela diri, kami memiliki kegiatan rutin latihan aksi reaksi dan jatuhan. Latihan itu berguna untuk proses adaptasi bela diri ke film,” tambahnya.
Kini Kampoeng Stunt Fighter telah banyak terlibat di beberapa pertunjukan dan film mulai dari film youtube dan bioskop. Seperti film Jiwo Rogo, Getih Balung, Trobel COD, Blank the Movie, Bara, dan Jaduk the movie.
“Untuk film “D.P.O”, kemudian “Enak tho Jamanku”, serta “Silaragawi” bahkan telah ditayangkan di bioskop,” jelasnya.
Film Detachment Police Operation (D.P.O) sendiri ditayangkan di bioskop pada 15 September 2016 lalu. Film bergenre aksi itu disutradarai oleh LM Belgant.
“Kami siap bekerjasama untuk kebutuhan film action maupun hiburan pertunjukan aksi panggung,”pungkasnya. (Abdul Rohim/Buz)