- Dok. Istimewa | Pexels/Fernando Paleta
Depresi Akibat Dipaksa Belajar Jadi Motif Anak 14 Tahun Bunuh Ayah dan Nenek? Pengacara Sebut Kalau Sebenarnya...
tvOnenews.com - Motif pembunuhan dan penikaman yang dilakukan oleh anak 14 tahun di Lebak Bulus, Jakarta Selatan terhadap ayah, ibu, dan neneknya masih menjadi misteri.
Sejak awal kasus tersebut mencuat ke publik pada akhir November 2024 lalu, sejumlah isu mulai tersebar di media sosial yang menyebut, bahwa MAS kerap dipaksa belajar oleh orangtuanya.
Bahkan, sempat beredar juga komentar dari seorang netizen di Instagram yang mengaku, bahwa anaknya dengan MAS saling mengenal sejak SD.
Dalam komentar yang ditulis oleh akun @aci_islandi di Instagram, ia menyebut bahwa MAS mengalami depresi, akibat ambisi orangtuanya yang menginginkan sang anak untuk jadi sosok yang cerdas.
"Pelaku adalah teman sewaktu SD dengan anak saya, dan saya sangat iba sebenarnya dengan pelaku yang mengalami depresi akibat ambisi orang tuanya semenjak kecil," tulis akun @aci_islandi, dilansir tvOnenews.com dari akun X @nagininagini, Senin (9/11/2024).
Akun @aci_islandi juga menceritakan masa-masa MAS masih duduk di bangku kelas 4 SD yang kerap tertidur di kelas. Hal tersebut dikarenakan pengakuan anak tersebut yang terus belajar dan baru tidur pukul 1 pagi.
"Bayangkan saja saat pelaku masih duduk di bangkiu SD kelas 4, dia sering tertidur di kelas, saat ditanya oleh wali kelasnya saat itu pelaku menjawab karna dia baru tidur jam 1 pagi sebab harus belajar dan mengerjakan tugas dari tempat lesnya waktu itu. Sedangkan tekanan dari orang tuanya pelaku harus jadi anak pintar... harus masuk sekolah negeri seperti jejak kedua orangtuanya yang berlatar belakang lulusan universitas negeri di Depok," tulis akun @aci_islandi.
- X/@nagininagini
Komentar tersebut kemudian viral di media sosial X, sehingga membuat netizen makin tak habis pikir, karena remaja tersebut sampai nekat menghabisi nyawa ayah dan neneknya.
Sementara itu, beberapa waktu lalu, tersebar potret surat yang ditulis oleh pelaku yang ditujukkan kepada keluarga besarnya, khususnya sang ibu yang saat ini masih dalam perawatan intensif.
Saat dikonfirmasi oleh tvOnenews.com, Kuasa Hukum MAS, Amriadi Pasaribu mengatakan, bahwa MAS menuliskan sendiri harapannya di kertas tersebut.
"Dia menuliskan harapannya, dia tulis di kertas pakai tulisan tangan sendiri. (Ditujukan untuk-red) keluarga, ayah, ibu, dan neneknya," kata Amriadi Pasaribu kepada tvOnenews.com saat dikonfirmasi, Jakarta, Minggu (8/12/2024).
Tak sampai di situ saja, Amriadi juga menyampaikan bahwa anak 14 tahun itu juga menulis permintaan maaf, kronologi, hingga motif pembunuhan yang ia lakukan kepada ayah dan neneknya, bahkan hingga melukai sang ibu.
"Kalau saya tanya (motifnya) sih sama jawabannya juga kayak di Polres. Mungkin Polres dulu lah jawabannya, kalau sama saya kan panjang ya, jadi pelan-pelan saya tanyain,” pungkasnya.
- Istimewa
Sementara itu, menurut keterangan pihak kepolisian, saat diinterograsi MAS mengaku mendapat bisikan gaib, saat ia tak bisa tertidur pada malam insiden tersebut.
Bisikan itulah yang disinyalir membuat ia langsung menikam orangtua dan neneknya, hingga membuat dua dari mereka meninggal dunia.
"Interogasi awalnya dia merasa dia tidak bisa tidur. Terus ada hal-hal yang membisiki dia, meresahkan dia, seperti itu," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Gogo Galesung.
Meski demikian, Gogo mengatakan bahwa pihaknya juga belum bisa memastikan motif pasti terkait pembunuhan ayah dan nenek yang dilakukan oleh MAS.
Sebab, menurutnya, proses penggalian keterangan dari MAS masih terus berlangsung. (ism)