- Kolase tvOnenews.com
Ibu Kandung Betrand Peto Tak Kuasa Menahan Tangis Saat Ruben Onsu Bicara soal Onyo yang Selama Ini…
tvOnenews.com - Kehidupan Betrand Peto, yang kini telah menjadi bagian dari keluarga Ruben Onsu dan Sarwendah, selalu menarik perhatian.
Sejak resmi diadopsi pada 2019, Betrand, atau yang akrab disapa Onyo, telah tumbuh dalam kasih sayang yang melimpah dari Ruben dan Sarwendah.
Namun, meski terlihat bahagia, trauma masa kecilnya masih terus menghantui Onyo hingga saat ini.
- Tangkapan Layar YouTube: The Onsu Family
Dalam sebuah momen penuh haru, ibu kandung Betrand, Vivi, mengungkapkan rasa penyesalan terdalamnya saat berbicara dengan Ruben Onsu mengenai masa lalu Onyo.
Pertemuan emosional ini terekam dalam kanal YouTube The Onsu Family, di mana Ruben membuka hati dan bercerita tentang betapa berat beban yang dipikul Betrand sejak kecil.
“Betrand Peto ini punya trauma yang cukup mendalam karena kisah perpisahan orang tuanya,” ujar Ruben Onsu.
- Tangkapan Layar YouTube: The Onsu Family
Sarwendah, yang selama ini setia mendampingi Ruben dalam merawat Onyo, juga memahami betul betapa rapuhnya hati anak angkat mereka itu.
Meski Betrand sudah mendapatkan kasih sayang penuh dari Ruben dan Sarwendah, luka batin yang dialaminya tidak bisa hilang begitu saja.
Ruben mengakui bahwa dirinya harus terus belajar memahami Betrand. “Saya merasa harus mencari tahu lebih jauh apa yang salah, sehingga saya bisa mendidik Betrand dengan lebih baik,” lanjut Ruben.
Ketika mendengar cerita Ruben tentang bagaimana Betrand merespons trauma masa lalunya, Vivi, ibu kandung Betrand, tidak bisa lagi menahan air matanya.
“Saya tidak menyangka kalau dampaknya akan sampai sebesar ini pada Betrand. Perpisahan saya dengan bapaknya seharusnya tidak perlu melibatkan anak-anak, tapi Betrand tetap merasakan luka itu,” ujar Vivi dengan suara bergetar, sambil mengusap air matanya.
Rasa penyesalan mendalam terasa dalam setiap kata yang keluar dari mulut Vivi.
Meski perpisahan itu sudah lama berlalu, ia tidak pernah menyangka bahwa luka tersebut akan membekas sedemikian dalam pada anaknya.
“Betrand tetap membawa kenangan pahit itu, dan sebagai seorang ibu, saya merasa bersalah,” tambahnya.
Ruben, yang juga tampak tersentuh oleh tangisan Vivi, menegaskan bahwa ia tidak menyalahkan siapapun atas trauma yang dialami Betrand.
“Ini bukan salah siapa-siapa, tapi yang penting sekarang adalah bagaimana kita bisa membantu Betrand untuk pulih dan tumbuh menjadi pribadi yang kuat,” ungkap Ruben dengan penuh kasih sayang.
Sejak Betrand menjadi bagian dari keluarga Onsu, Ruben dan Sarwendah selalu berusaha memberikan yang terbaik.
Namun, Ruben menyadari bahwa ada beberapa hal yang tak bisa diabaikan, terutama ketika Betrand mulai menunjukkan ketidaknyamanan dalam situasi tertentu.
Ruben pun memutuskan untuk membawa Onyo berkonsultasi dengan psikolog guna memahami lebih dalam mengenai trauma yang dialami anak tersebut.
“Anak ini nggak bisa dibentak dengan keras. Setiap kali ada yang membentak, Onyo ingat siapa saja orang yang melakukannya. Semua itu dia simpan dalam ingatannya,” cerita Ruben dengan mata berkaca-kaca.
Setiap kali Betrand teringat akan masa lalunya, Ruben dan Sarwendah berusaha untuk memberikan perhatian lebih, agar Onyo merasa aman dan dicintai.
Banyak orang terharu melihat perjuangan Ruben dan Sarwendah dalam menghadapi trauma masa kecil Betrand.
Meski Betrand sudah mendapatkan kasih sayang yang tulus dari keluarga barunya, luka batin itu tetap membutuhkan waktu untuk sembuh.
Kesabaran Ruben dalam mendampingi Onyo merupakan bukti nyata bahwa cinta seorang ayah bisa menjadi obat terbaik untuk menyembuhkan hati yang terluka.
Momen pertemuan penuh air mata antara Ruben Onsu dan ibu kandung Betrand Peto menjadi pengingat betapa dalam luka yang bisa ditinggalkan oleh perpisahan orang tua.
“Meski saya sudah menjadi ayah angkatnya, saya tahu Onyo masih menyimpan bagian dari masa lalunya,” ujar Ruben dengan penuh pengertian.
Sikap Ruben yang sabar dan penuh perhatian terhadap Betrand menunjukkan betapa seriusnya ia dalam memastikan bahwa anak angkatnya bisa tumbuh dengan baik, tanpa dibayangi oleh masa lalu yang kelam.
Kisah ini menyentuh banyak hati, dan menjadi pelajaran berharga bagi semua orang tua.
Luka batin yang dirasakan seorang anak akibat perpisahan orang tua bukanlah sesuatu yang bisa hilang dengan cepat, dan peran orang tua dalam mendampingi anak menghadapi masa lalunya sangatlah penting.
Pertemuan ini mengajarkan bahwa meski perpisahan sudah berlalu, dampaknya pada anak-anak bisa lebih lama dari yang kita kira.
Perjuangan Ruben dan Sarwendah untuk memberikan yang terbaik bagi Betrand merupakan bukti cinta sejati.
(anf)