- Istimewa
Fakta G30S PKI: DN Aidit Hanya 'Anak Bawang', Dua Tokoh ini Justru Dikenal Sebagai Dedengkot Utama yang Lebih Berkuasa
Namun, pemberontakan di Madiun berakhir dengan kekalahan, dan Musso tewas ditembak oleh pasukan pemerintah.
Meski demikian, Musso tetap dihormati oleh banyak anggota PKI sebagai tokoh yang mempelopori gerakan revolusioner di Indonesia.
Pengaruhnya terhadap ideologi komunis di PKI tak bisa disangkal.
Selain Musso, ada Alimin bin Prawirodirdjo yang juga merupakan tokoh senior dalam pergerakan komunis Indonesia.
Alimin adalah sosok yang sangat dihormati di kalangan komunis, baik di Indonesia maupun internasional.
Sama seperti Musso, Alimin juga pernah tinggal di Uni Soviet dan belajar langsung dari Stalin serta tokoh-tokoh komunis besar lainnya.
Hubungannya dengan Soviet menjadikannya figur penting dalam jaringan komunis internasional.
Pada awal 1920-an, Alimin dan Musso berperan dalam pemberontakan komunis pertama di Indonesia, yakni Peristiwa 1926.
Meskipun pemberontakan ini gagal dan Alimin terpaksa melarikan diri ke luar negeri, ia tetap aktif dalam pergerakan komunis dan memainkan peran penting dalam membangun kembali PKI.
Setelah Musso dan Alimin, DN Aidit mulai muncul sebagai salah satu pemimpin utama PKI pada era 1950-an.
Aidit yang masih muda saat itu, belajar banyak dari kegagalan pemberontakan Musso di Madiun dan pemberontakan komunis 1926 yang dipimpin oleh Alimin.
Ia mengadopsi pendekatan yang lebih strategis dan perlahan-lahan membangun PKI sebagai kekuatan politik yang sah di panggung nasional.
Namun, meskipun Aidit berhasil membesarkan PKI dan membuatnya menjadi salah satu partai terkuat di Indonesia, kepemimpinannya dianggap belum sebesar pengaruh Musso dan Alimin.
Kedua tokoh ini memiliki latar belakang internasional yang kuat, dan dianggap sebagai dedengkot sejati PKI dengan visi revolusioner yang lebih nekat dan radikal dibandingkan dengan Aidit. (adk)