- Kolase tvOnenews
Selain Syamsir Alam, Striker Ini juga Pernah Disebut Wonderkid Timnas Indonesia, tapi Putuskan Pensiun Muda dan Kini Sukses Jadi Pengusaha
tvOnenews.com - Bukan hanya Syamsir Alam saja yang pernah disebut wonderkid, eks pemain muda Timnas Indonesia ini juga punya pengalaman serupa.
Pemain ini bahkan hampir memiliki nasib yang sama dengan Syamsir Alam yakni pensiun dari dunia sepak bola di usianya yang tergolong masih sangat muda.
Sejatinya, Timnas Indonesia memang kerap melahirkan striker handal yang biasa diandalkan sebagai ujung tombak tim di turnamen internasional.
Namun, semenjak era Bambang Pamungkas berakhir, Timnas Indonesia tampaknya masih kesulitan mencari striker haus gol seperti eks Persija Jakarta itu.
Kendati demikian, kedatangan Shin Tae-yong sedikit demi sedikit bisa melahirkan striker yang diharapkan dapat menjadi ujung tombak Timnas Indonesia.
Sebut saja nama-nama seperti Rafael Struick, Hokky Caraka, Dimas Drajad, hingga Ramadhan Sananta yang belakangan ini menjadi andalan di sektor serang Timnas Indonesia.
Di level senior, kehadiran striker muda tersebut membawa Timnas Indonesia ke 16 besar Piala Asia 2023 dan runner-up grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sementara itu, mereka juga mengantarkan Timnas Indonesia finis sebagai semifinalis Piala Asia U23 dan hampir lolos ke Olimpiade untuk pertama kalinya sejak 1968.
Akan tetapi, jauh sebelum nama-nama tersebut, Timnas Indonesia sempat punya striker haus gol yang pernah menjadi top skor di Piala Dunia junior.
Dia adalah Irvin Museng yakni striker Timnas Indonesia keturunan Tionghoa yang mencuri perhatian ketika tampil mewakili negara di ajang Danone Nations Cup 2005 Prancis.
Bagaimana tidak, Irvin Museng mencatatkan diri sebagai top skor Danone Cup 2005 dengan torehan 10 gol bersama Timnas Indonesia.
Di turnamen tersebut, Garuda Muda menampilkan performa luar biasa dengan membantai Irlandia dan Belanda serta imbang atas Kanada untuk lolos ke 16 besar.
Namun, kiprah Irvin Museng dan kolega di Danone Nations Cup 2005 harus terhenti di tangan Meksiko usai kalah adu penalti dengan skor 2-3.
Timnas Indonesia ketika itu finis di urutan ke-11 melampaui tim-tim kuat pencetak pemain hebat kelas dunia seperti Brasil, Italia, Portugal, hingga Prancis.