- Tangkapan layar YouTube Alman Mulyana
Mantan Pengusaha Ini Sudah 26 Tahun Pilih Tinggal di Tengah Hutan Subang, Tinggalkan Kehidupan Mewah dan Modern, tapi Bisa Kuliahkan Anak
tvOnenews.com - Mantan pengusaha sudah 26 tahun pilih tinggal di tengah hutan Subang, tinggalkan kehidupan mewah dan modern.
Di zaman modern seperti sekarang, ternyata ada orang yang memilih untuk tinggal di tengah hutan.
Suami istri yang dipanggil Bapak Aas dan Ibu Aas, memilih meninggalkan hiruk pikuk perkotaan dan hidup di tengah hutan kawasan Subang.
Sosok Ibu Aas, yang pilih tinggal di tengah hutan puluhan tahun. Sumber: YouTube Alman Mulyana
Diketahui, Bapak Aas dan Ibu Aas menikah pada tahun 1993 silam.
Keduanya kemudian memilih tinggal di Camp Rimbawan Leuweung Awi Subang sejak tahun 1998.
Dilansir dari kanal YouTube Alman Mulyana, Ibu Aas mengaku tujuan utamanya tinggal di tengah hutan adalah untuk hijrah dan mencari kedamaian.
Pasutri tersebut memiliki tiga orang anak yang sudah dewasa.
Meski tinggal di tengah hutan, mereka tidak mengesampingkan soal pendidikan.
Mereka bisa mendukung pendidikan anak-anak mereka hingga sampai di bangku kuliah.
Tak heran, pasutri tersebut ternyata juga lulusan sarjana. Bapak Aas diketahui lulusan kehutanan.
Ketika anak-anak masih kecil, mereka pernah memiliki TV di rumahnya. Tapi, hal itu membuat anak-anak kecanduan dan mengabaikan waktu shalat.
Bangunan rumah panggung dari bambu. Sumber: YouTube Alman Mulyana
Rumah yang mereka tempati berupa rumah panggung yang terbuat dari bambu.
Menariknya, bangunan rumah dari bambu tersebut dibangun menggunakan tangan sendiri.
Listriknya masih menggunakan tenaga listrik tenaga surya.
Berada di tengah hutan, tak heran suasana terasa sejuk dan dingin.
Terlebih, di depan rumah mereka terdapat kolam dan suara gemercik air yang menambah kesejukan.
Pembangkit listrik tenaga surya. Sumber: YouTube Alman Mulyana
Selain itu, rumah mereka bak istana di tengah hutan, terdapat pohon-pohon bambu, pohon jeruk, hingga pohon buah markisa.
Diketahui, Bapak dan Ibu Aas pernah menjalankan ibadah haji dan umroh.
Awalnya, mereka menanam tanaman pohon keras, namun selalu ditebang oleh orang tak bertanggung jawab.
Oleh karena itu, sejak dulu hingga kini pasutri tersebut menanam pohon Bambu.
Hingga kini hampir 50 koleksi macam Bambu yang mereka tanam, baik varietas lokal maupun luar negeri.
(gwn)