- Tangkapan layar Youtube CURHAT BANG Denny Sumargo
Di Hadapan Denny Sumargo, Jusuf Hamka Bilang Tak Mau Terlihat Orang Kaya 'Bohongan': Gue Mau jadi Orang Kaya Beneran
Menurut pria yang dikenal dengan sifat dermawan ini bahwa kebanyakan orang begitu tahu dirinya sudah achieve pada target, setelahnya berhenti dan mulai malas-malasan.
"Dia lupa nih, nanti anak makin gede sekolah makin mahal, ntar ada anak yang tabrakan kakinya patah, terus kan tingkat inflasi setiap tahun pasti berubah, sehingga biasanya mereka kalah." ujarnya.
"Sementara si tionghoa -tionghoa ini selalu diajarkan gaya hidup hemat dan selalu uber-uber cuan terus, karena mempersiapkan diri kalau nanti keadaan susah, keadaan sakit, keadaan anak mau sekolah, keadaan hari tua," terangnya.
Pria keturunan samarinda-tionghoa ini mengatakan bahwa prinsip orang tionghoa yang selalu diajarkan.
"Elu gak boleh lebih miskin dari anak-anak elu, itu kami diajarkan karena wibawa elu gak akan ada nanti," jelasnya.
Sementara masyarakat Indonesia, selalu mengajari anak-anaknya dari kecil.
"Nak, nanti kalau udah gede jadi Menteri ya, jadi Gubernur ya, biar bapak sama ibu bisa ikut kamu bahagia. Selalu menyandarkan kepada itu," ujarnya.
Potret kebersamaan Jusuf Hamka bersama putranya di depan masjid yang didirikan. (antara)
Pengusaha muslim ini mengungkapkan bahwa pola pikir yang salah masyarakat kita, karena selalu menggantungkan hidupnya kepada anaknya.
Sementara orang tionghoa memiliki prinsip tidak mau menggantungkan hidupnya sama anaknya.
Denny Sumargo merasa penasaran, mengapa Jusuf Hamka tidak menerapkan pola flexing untuk menargetkan apa yang menjadi usaha dan marketingnya.
Merespons hal itu, dengan tegas Jusuf Hamka berkata bahwa flexing itu hanya untuk kelihatan kaya, tapi bukan kaya beneran.
"Flexing itu kan hanya untuk kelihatan kaya, bukan kaya beneran. Saya maunya kaya beneran, saya gak mau keliatan kaya," tuturnya.
"Cita-cita saya adalah jadi orang kaya beneran, bukan kelihatan kaya, kalau kelihatan kaya, saya jadi foto model saja," terangnya.
Denny Sumargo menanggapi pernyataan dari Jusuf Hamka, dan berkata bahwa jika menerapkan pola flexing maka kelihatan kaya beneran.
Babah Alun menyatakan bahwa hal itu kaya semata-mata bohongan. Dirinya mencontohkan bahwa banyak sekarang perusahaan-perusahan besar kelihatan hebat.