Fakta Tersembunyi Lembah Hunza Pakistan, Dipenuhi Wanita Cantik Berparas Bak Bidadari
Terlebih lagi, uniknya penghuni lembah Hunza, meski tinggal jauh dari perkotaan, populasi masyarakat lembah Hunza adalah populasi terbesar di Pakistan yang bebas buta huruf.
Tercatat sekitar 77 persen etnis Hunza bebas buta huruf, bahkan wanitanya 90 persen disebut bisa membaca.
Hal ini tentu jauh jika dibandingkan dengan angka bebas buta huruf di Pakistan yang secara nasional hanya berkisar sekitar 58 persen saja.
Warga Hunza juga selain dijuluki bak bidadari, cenderung memiliki umur lebih panjang dibanding wilayah lainnya. Bahkan ada yang hidup hingga berusia 160 tahun.
Masyarakat etnis Hunza bertahan hidup dengan cara bertani, dan pekerja kasar. Mereka juga mendapat penghasilan tambahan dari para turis yang datang ke sana.
Tak hanya itu, uniknya wanita-wanita Lembah hunza juga memiliki keterampilan dalam bidang pertukangan sehingga berkontribusi besar dalam perekonomian masyarakat Hunza.
Sebagian besar masyarakat etnis Hunza menganut pola makan nabati dan vegetarian. Mereka jarang memasak makanan menggunakan minyak goreng.
Buah-buahan seperti aprikot, ceri, anggur, prem, dan persik, semuanya dibudidayakan oleh etnis Hunza. Mereka juga terbiasa mengonsumsi biji-bijian, chapati, dan roti.
Di mana hal inilah membuat masyarakat Hunza hidup sehat dan tentunya berumur panjang. Awal tahun 1970-an.
Tim National Geographic pernah melakukan penelitian langsung ke lembah Hunza untuk menyelidiki klaim orang berumur panjang di seluruh dunia.
Faktanya, etnis Hunza bisa hidup dengan usia panjang yang tidak diketahui secara pasti. Namun, dari beberapa Dokter yang memeriksa masyarakat Hunza, didapat satu fakta yang cukup mengejutkan.
Menurut penelitian, bahwa populasi lansia di Hunza termasuk lansia dengan tubuh yang sangat sehat, penuh vitalitas, dan hampir bebas dari penyakit.
Selain makanan, kunci etnis Hunza bisa bebas dari penyakit adalah olahraga. Lingkungan tempat tinggal Hunza adalah pegunungan dan memiliki medan curam.
Desa tempat mereka tinggal sangat terisolir dan dibangun di sisi tebing. Mereka juga tidak punya pilihan lain selain menavigasi jalan yang kasar dan pegunungan yang curam.