- youtube.com
dr. Abdul Mun'im Idries Beberkan Kisah Marsinah, Aktivis Perempuan yang Meninggal Akibat Penganiayaan Berat Setelah Memperjuangkan Hak Para Buruh
tvOnenews.com - Marsinah adalah seorang aktivis buruh yang tewas akibat penganiayaan berat pada masa Orde Baru.
Marsinah adalah seorang buruh di PT Catur Putra Surya (CPS), sebuah pabrik pembuat jam di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.
Semasa hidupnya, Marsinah dikenal sangat vokal menyuarakan hak-hak kaum buruh. Perjuangan Marsinah bersama kaum buruh terpaksa terhenti setelah dirinya diculik, disiksa, diperkosa, hingga kemudian dibunuh pada 8 Mei 1993.
Diketahui, jenazah Marsinah ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan di sebuah gubuk di daerah Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur, yakni sekitar 200 km dari tempatnya bekerja, pada tanggal 9 Mei 1993.
Pembunuhan Marsinah pun kemudian menjadi salah satu kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat yang pernah terjadi di Indonesia hingga menarik perhatian dunia.
Dokter ahli forensik dr. Abdul Mun'im Idris mengungkap fakta-fakta kematian sang aktivis HAM.
dr. Mun'im Idris merupakan seorang ahli forensik Indonesia ternama. Semasa hidupnya dr. Mun'im Idris turut dalam berbagai penyelidikan kasus-kasus besar di Indonesia.
Abdul Mun'im Idris merupakan seorang dokter kelahiran Pekalongan, 25 Mei 1947. Jabatan yang pernah di emban di antaranya yaitu lektor pada bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (IKF FKUI), ketua tim pemeriksa di TKP (Lembaga Kriminologi UI/IKF FKUI-PMJ), serta ketua Badan Pembelaan Anggota (BPA), Majelis Pembinaan dan Pembelaan Anggota (MP2A) IDI Wilayah DKI Jaya.
dr. Mun'im Idris didapuk sebagai ahli forensik yang kala itu diminta untuk menjadi saksi ahli dari terdakwa pembunuh Marsinah.
Marsinah menjadi salah satu simbol perjuangan dan perlawanan kaum buruh. Hal ini karena semasa hidupnya Marsinah sering menyuarakan hak-hak kaum buruh.
Sebelum ditemukan meninggal, wanita berusia 24 tahun itu diketahui hilang selama 3 hari.
MArsinah juga ebelum dinyatakan hilang setelah sempat mengikuti unjuk rasa bersama teman-temannya dan melakukan mogok massal pada tanggal 3-4 Mei 1993 di area pabrik tempatnya bekerja.