- Istockphoto
Desa Medanglayang: Surga Kopi, Alam, dan Budaya, Desa Kecil Penghasil Kopi Dunia yang Siap Jadi Destinasi Wisata Hits
tvOnenews.com - Di kaki perbukitan Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, ada sebuah desa kecil bernama Medanglayang, menyimpan potensi besar yang bisa membuatnya bersinar di kancah nasional bahkan internasional.
Dari udara sejuk, alam hijau yang menawan, hingga kekayaan budaya yang masih terjaga, Medanglayang seolah punya semua bahan untuk menjadi destinasi unggulan.
Potensi utamanya ada di sektor pertanian. Desa ini punya komoditas unggulan seperti kopi, jamur, dan talas. Yang paling mencuri perhatian adalah perkebunan kopi arabika seluas 90 hektar.
Setiap tahun, kebun ini menghasilkan sekitar 16.000 kilogram biji kopi yang diekspor ke berbagai belahan dunia. Bayangkan, dari desa yang tenang ini, aroma kopi berkualitas bisa dinikmati para penikmat kopi di luar negeri.
Tapi Medanglayang tidak hanya soal pertanian. Alamnya menyimpan pesona luar biasa. Ada Puncak Jamiaki dengan view spektakuler dua kota sekaligus, Tasikmalaya dan Ciamis, plus spot sunset yang memanjakan mata. Puncak ini juga jadi lokasi favorit untuk berkemah.
Belum lagi Puncak Puspa dan Curug Jami, yang menawarkan udara segar, air jernih, dan suasana damai. Keindahan ini makin lengkap dengan kekuatan budaya lokal seperti kesenian Sisingaan dan Calung yang mampu memikat wisatawan dengan irama dan gerakannya.
Melihat potensi yang begitu besar tersebut, pada 14–17 Agustus 2025, selama empat hari, 10 relawan terjun untuk membantu warga mengembangkan sektor pertanian, UMKM, dan pariwisata.
Kegiatan yang dilakukan cukup beragam: pelatihan pembukuan untuk UMKM, pengolahan kopi, budidaya jamur, literasi keuangan untuk anak SD, renovasi sekolah, penghijauan, hingga mempercantik Jembatan Karsa Mekar (Sekardana).
“Relawan Bakti merupakan komitmen untuk memberikan kontribusi langsung melalui transfer pengetahuan dan keterampilan. Program ini juga memberi pengalaman berharga bagi mereka yang terjun langsung dan berinteraksi dengan masyarakat,” jelas Avianto Istihardjo.
Dengan menggandengn Universitas Galuh, Pemerintah Desa Medanglayang, dan komunitas lokal, mereka mencanangkan konsep “Medanglayang Berdaya”. Sebuah strategi mengintegrasikan sektor pertanian, industri rumah tangga, dan pariwisata berkelanjutan.
Implementasinya jelas: menguatkan kapasitas petani kopi dan jamur, mendampingi pelaku UMKM agar naik kelas, sekaligus mempromosikan potensi wisata alam dan budaya.
Salah satu ide yang digodok adalah agrowisata kopi di Puncak Jamiaki. Jadi, pengunjung bisa menikmati kopi arabika langsung dari sumbernya sambil menikmati pemandangan dua kota dari atas ketinggian.
- Ist
“Kami bangga desa kecil kami dipilih sebagai tuan rumah Relawan Bakti. Kehadiran mereka memberi energi baru, bukan hanya dari sisi infrastruktur dan pelatihan, tetapi juga semangat kebersamaan,” ungkap Ada Suhada, Kepala Desa Medanglayang.
Puncaknya akan berlangsung pada 17 Agustus 2025, bertepatan dengan HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Warga menggelar upacara bendera di Lapangan Pamijahan, disusul pentas seni kolaborasi, bazar UMKM, lomba rakyat khas 17-an, hingga penutupan resmi program.
“Momentum ini bukan sekadar perayaan kemerdekaan, tapi simbol kebersamaan masyarakat. Harapannya, Medanglayang menjadi desa mandiri, produktif, dan berdaya saing,” pungkas Avianto.
Dengan semua potensi alam, kopi kelas dunia, budaya yang kaya, dan dukungan dari berbagai pihak, bukan tidak mungkin Medanglayang akan menjadi salah satu desa wisata dan agrowisata terbaik di Indonesia. (udn)