Goa Ashabul Kahfi yang Benar Ada di Yordania atau Turki? Seri Perjalanan Umroh Plus Aqsa Elharamain Wisata 2024

tvOnenews.com - Jumat (1/11/2024) setelah puas berenang dan berlulur di Laut Mati, jemaah Umroh plus Aqsa Elharamain Wisata bertolak ke Abu Alanda, Amman, Yordania.

Di kawasan Abu Alanda terdapat sebuah goa yang diyakini sebagai goa Ashabul Kahfi yang kisahnya termaktub dalam Al-Quran surah Al-Kahfi yang terdiri dari 110 ayat.

Dalam surah tersebut Allah menceritakan sebuah kisah tentang para pemuda beriman yang lari menyelamatkan diri dari ancaman raja Romawi yang dipercaya bernama Decius atau Diqyanus.

Raja Diqyanus saat itu memerintahkan seluruh penduduknya untuk menyembah berhala. Barangsiapa yang enggan akan dianggap sebagai pembangkang dan diancam disiksa.

Segerombolan pemuda yang beriman dan enggan menyembah berhala sepakat melarikan diri hingga bersembunyi di sebuah goa.

Allah pun menjaga mereka dengan cara menidurkan mereka selama ratusan tahun (300 tahun matahari) dan (309 tahun bulan).

Ketika mereka terbangun, mereka merasa hanya tertidur di goa tersebut selama satu atau setengah hari saja.

Salah satu dari mereka diminta pergi ke kota untuk membeli makanan, dari sana disadari kondisi kota telah berubah dan mata uang perak yang mereka punya ternyata telah berusia ratusan tahun.

Rezim kerajaan disebutkan telah berganti lebih baik mengikuti ajaran Nabi Isa.

“Dari kisah Ashabul Kahfi ini kita dapat mengambil pelajaran betapa mahalnya harga menjaga keimanan. Dan Allah tidak akan sia-siakan mereka yang beriman,” kata Ustaz Dr Abdul Kadir kepada jemaah Elharamain Wisata.

Untuk masuk ke goa Ashabul Kahfi ini tidak dipungut biaya sama sekali. Di dalam goa terdapat artefak yang dipercaya sebagai sisa-sisa peninggalan Ashabul Kahfi.

Mungkin sebagian besar umat Islam sudah familiar dengan kisah Ashabul Kahfi ini, namun mendengarnya ulang di lokasinya langsung menghadirkan sensasi yang berbeda.

Tapi Goa Ashabul Kahfi kok juga ada di Turki?

Sebelumnya Pemerintah Turki juga sempat melakukan penggalian sebuah goa di situs Ephesus dalam rangka menemukan keberadaan goa Ashabul Kahfi.

Namun pada tahun 1962 seorang peneliti dari Yordania Anui Dajjani menemukan titik goa yang dianggap lebih cocok sebagai goa Ashabul Kahfi sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran.

Setidaknya ada 3 alasan goa Ashabul Kahfi di Yordania ini dianggap paling mendekati ciri-ciri yang dimaksud dalam Al-Quran:

Pertama, posisi geografis goa Ashabul Kahfi terletak di sebuah kampung bernama Ar-Raqim. Sebagaimana tercantum dalam surah Al-Kahfi ayat 9.

اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيْمِ كَانُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًا

“Apakah engkau mengira bahwa sesungguhnya para penghuni gua dan raqīm benar-benar merupakan keajaiban di antara tanda-tanda (kebesaran) Kami?.”

Kedua, berdasarkan posisi astronomis goa Ashabul Kahfi di Yordania ini sesuai dengan surah Al-Kahfi ayat 17.

وَتَرَى الشَّمْسَ اِذَا طَلَعَتْ تَّزٰوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَاِذَا غَرَبَتْ تَّقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِيْ فَجْوَةٍ مِّنْهُۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِۗ

…

“Engkau akan melihat matahari yang ketika terbit condong ke sebelah kanan dari gua mereka dan yang ketika terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri, sedang mereka berada di tempat yang luas di dalamnya (gua itu). Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah,” … 

Saat jemaah Elharamain Wisata berada di sana matahari terbenam ke arah kiri goa.

Dan di dalam goa juga terdapat semacam celah dari atas goa yang memungkinkan cahaya matahari masuk namun tidak terlalu banyak sehingga teriknya matahari tidak terlalu mengenai tubuh, sebagaimana yang dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir.

Celah di atas goa itu juga membuat sirkulasi udara di dalam goa tetap baik. Dalam keadaan para Ashabul Kahfi tertidur, Allah memberi penjagaan dengan membolak-balikkan badan mereka sehingga siapapun yang melihat akan ketakutan -surah Al-Kahfi ayat 18:

 وَتَحْسَبُهُمْ اَيْقَاظًا وَّهُمْ رُقُوْدٌۖ وَّنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِۖ وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيْدِۗ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَّلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا

“Engkau mengira mereka terjaga, padahal mereka tidur. Kami membolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedangkan anjing mereka membentangkan kedua kaki depannya di muka pintu gua. Seandainya menyaksikan mereka, tentu engkau akan berpaling melarikan (diri) dari mereka dan pasti akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka.”

Ketiga, adanya reruntuhan bangunan bekas tempat peribadatan dipercaya milik kaum Nabi Isa (berdasarkan rentang waktu kejadian) tepat di atas goa, sebagaimana tercantum dalam surah Al-Kahfi ayat 21.

اِذْ يَتَنَازَعُوْنَ بَيْنَهُمْ اَمْرَهُمْ فَقَالُوا ابْنُوْا عَلَيْهِمْ بُنْيَانًاۗ رَبُّهُمْ اَعْلَمُ بِهِمْۗ قَالَ الَّذِيْنَ غَلَبُوْا عَلٰٓى اَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِمْ مَّسْجِدًا …

… “ketika mereka (penduduk negeri) berselisih tentang urusan (penghuni gua). Kemudian mereka berkata, “Dirikanlah sebuah bangunan di atas (gua itu). Tuhannya lebih mengetahui (keadaan) mereka (penghuni gua).” Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata, “Kami pasti akan mendirikan sebuah masjid di atasnya.”

Ketika zaman kerajaan Bani Umaiyyah rumah ibadah tersebut dijadikan masjid.

Lalu oleh Raja Yordania Abdullah pada 27 September 2006 masjid tersebut dipercantik dan diberi nama Masjid Ashabul Kahfi.

Tepat atau tidaknya lokasi goa Ashabul Kahfi di Yordania sejatinya tidak terlalu penting, yang terpenting adalah bagaimana kita mengambil ibroh atau pelajaran dari kisah para pemuda yang menjaga keimanan mereka.

Wallahu a’lam

(amr)