Ilustrasi Seorang Anak-anak Memakan Es Krim.
Sumber :
  • Istimewa/istockphoto.com

Makanan Ini Memang Menggoda, Tetapi Harus Diwaspadai, Karena Es Krim Berisiko Menyebabkan Penyakit

Kamis, 15 Desember 2022 - 23:05 WIB

tvOnenews.com - Sebagian besar orang menyukai dan menggemari untuk menikmati yang namanya es krim. Hal ini tak lain karena es krim begitu menggoda selera untuk disantap. 

Maka wajar saja, es krim menjadi menu favorit di sebagian besar cafe-cafe di Indonesia. Bahkan, penganan es krim ini menjadi menu utama bagi orang yang sedang kasmaran saat lagi bersantai atau teman ngobrol. 

Tak hanya kalangan dewasa saja yang menyukai es krim, tetapi anak-anak juga sangat gemar menikmati es krim. Namun, Anda juga harus waspada juga bila suka menikmati es krim. 

Sebab, ternyata es krim juga dapat menyebabkan resiko yang cukup berbahaya bila menikmatinya terlalu berlebihan. 

Dilansir dari fox news, makan es krim dapat menyebabkan terkena demensia lebih tinggi, apabila asupan kalori harian mereka lebih dari 20 persen adalah makanan olahan. 

Selain bahan tersebut, makanan olahan juga termasuk mengandung pewarna, perasa, pengemulsi, serta bahan aditif lainnya. 

Contohnya makanan tersebut seperti junk food, hot dog, hamburger, donat, kentang goreng, dan sebagai berikut, es krim, minuman bersoda, dan permen. 

Untuk diketahui, penyakit demensia yang dimaksud antara lain penurunan fungsi kognitif meliputi memproses informasi atau membuat keputusan. 

Bahkan dilansir dari VIVA, sebuah penelitian menyatakan, orang yang mengonsumsi makanan olahan mengalami penurunan fungsi kognitif otak 28 persen dan fungsi eksekutif 25 persen lebih cepat daripada mereka yang menyantap lebih sedikit makanan olahan. 

Studi ini diikuti lebih dari 10.000 orang Brasil hingga 10 tahun dengan usia rata-rata peserta adalah 51 tahun. 


Dua Orang Wanita sedan Menikmati Es Krim.

Di mana tes kognitif termasuk mengingat kata dengan segera, pengenalan kata, dan kefasihan verbal. Pengujian tersebut dilakukan pada awal dan akhir penelitian dengan partisipan menjawab pertanyaan mengenai diet mereka. 

Satu di antara peneliti Dr. Claudia Suetomo, asisten profesor divisi geriatri Fakultas Kedokteran University of Sao Paulo, menyebutkan, di Brasil, makanan olahan menghasilkan 25 hingga 30 persen dari total asupan kalori. 

"Kami memiliki McDonald’s, Burger King, dan kami makan banyak cokelat serta roti. Sayangnya tidak jauh berbeda dari banyak negara Barat lain,” ujar Dr. Claudia Suetomo.

Selain itu, penulis penelitan lainnya Natalia Goncalves dari departemen patologi Fakultas Kedokteran University of Sao Paulo menuturkan, orang yang mengonsumsi lebih dari 20 persen kalori harian makanan  mengalami penurunan kognisi global 28 persen dan 25 persen penurunan fungsi eksekutif lebih cepat.

Sudah diketahui bahwa makanan olahan meningkatkan risiko obesitas, masalah jantung dan sirkulasi, diabetes, kanker, dan umur yang lebih pendek. 

Untuk menghindari risiko kesehatan, para ahli menganjurkan menyeimbangi mengonsumsi makanan olahan dengan makan bernutrisi tinggi antara lain biji-bijian, buah, dan sayuran. 

Menurut Suetomo, salah satu cara memastikan diet berkualitas adalah menyiapkan makanan dari awal alias masak sendiri. Makanan yang dimasak sendiri bisa melindungi jantung dan menjaga otak dari demensia atau penyakit Alzheimer dibandingkan makanan olahan instan. (aag)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:59
05:24
02:29
01:42
01:43
08:03
Viral