- REUTERS/Kim Hong Ji
Jangan Anggap Sepele, Ini Bahaya Desak-desakan dalam Kerumunan
Jakarta – Jangan anggap sepele, ini bahaya desak-desakan dalam kerumunan.
dr. Vito Anggarino Damay Sp.JP mengatakan salah satu bahayanya orang-orang yang berdesakan dalam kerumunan, yakni kekurangan oksigen hingga henti jantung.
Ketika orang-orang berdesakan dengan orang lain misalnya di depan, belakang, kanan dan kirinya, maka napasnya menjadi kurang lega dan ada risiko dada terhimpit sehingga menyebabkan dia tidak bisa bernapas dengan baik.
"Oksigen akhirnya terganggu. Tubuh mengalami kekurangan oksigen," ujar Vito, Senin (31/10/2022).
Vito memaparkan hal ini diperparah dengan situasi yang tidak terkendali sehingga ketegangan dan adrenalin muncul.
Pasalnya, karbondioksida lebih banyak sehingga pembuluh darah menjadi kuncup.
Akibatnya oksigen tidak bisa terhantar dengan baik karena fungsi jantung sebagai pompa pembuluh darah dan penghantar oksigen mengalami kekurangan oksigen.
"Bayangkan jantung sebagai pompanya saja tidak dapat oksigen. Inilah yang menyebabkan terjadinya henti jantung," katanya.
Vito menjelaskan henti jantung karena hipoksia atau kekurangan oksigen dalam sel otot jantung menyebabkan terjadinya detak jantung semakin lambat bahkan hingga tidak adanya detak jantung.
Adapun tanda awal hipoksia yang dapat dikenali antara lain pusing, sesak, mata berkunang-kunang, keringat dingin dan lemas.
Salah satu cara untuk menolong orang yang terkena henti jantung adalah dengan melakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru (RJP).
"Pijat jantung dapat menolong meningkatkan survival sampai 40 persen. Bahkan, dilakukan tanpa menggunakan bantuan napas," pungkasnya. (ant/nsi)