- Pixabay
Diyakini Manjur! Benarkah Kerokan Dapat Mengatasi Masuk Angin, Mitos atau Fakta?
Rasa tidak enak badan seperti masuk angin sering dialami banyak orang. Masuk angin sering dianggap sepele, sehingga bagi orang yang mengalami memilih menggunakan pengobatan tradisional untuk mengatasi kondisi tersebut.
Masuk angin yang sering dialami seperti pegal, perut kembung atau begah, sering buang angin, mual, batuk, flu, juga demam dan pusing.
Penyebab masuk angin pun beragam tergantung dari gejala yang dialami, sehingga penanganan untuk menyembuhkannya juga bervariasi.
Salah satu penanganan untuk menyembuhkan masuk angin yaitu kerokan. Namun apakah benar kerokan dapat mengobati masuk angin?
Dokter penyakit dalam dan konsultan pencernaan, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM,FACP menjelaskan bahwa dalam dunia medis tidak ada istilah masuk angin.
Lantaran, banyak pasien yang datang menemui dokter mengaku mengalami masuk angin, seperti kelelahan, badan pegal, perut kembung hingga gejala flu seperti batuk pilek.
“Kalau pasien datang dan bilang masuk angin, kami akan klarifikasi dahulu, apa yang dirasakan,” ungkap dr. Ari dalam tayangan program acara Hidup Sehat, tvOne.
Keluhan yang dianggap masuk angin mungkin merupakan salah satu tanda penyakit lain. Penyakit lainnya kemungkinan terjadi seperti serangan jantung yang punya tanda menyerupai masuk angin, seperti nyeri di dada hebat, mual dan muntah.
Oleh sebab itu, pasien yang mengalami masuk angin harus diklarifikasi terlebih dahulu untuk mencari pengobatan yang tepat. Apabila kelelahan maka pasien harus beristirahat atau mengonsumsi vitamin.
Namun pihaknya tidak melarang untuk melakukan kerokan kepada orang yang mengalami kondisi seperti masuk angin. Sebab beberapa orang akan merasa nyaman bila dikerok ketika tidak enak badan.
Berdasarkan penelitian, proses kerokan dapat merangsang zat endorfin yang dapat membuat seseorang akan merasa nyaman.
“Silahkan saja (kerokan). Prinsipnya masyarakat kita sudah memegang kepercayaan kerokan bisa membuat lebih enak tapi enggak bisa generalisasi bagian dari pengobatan. Kalau itu menjadi solusi, lakukan tapi kalau tindakan itu malah memberi efek samping tidak baik, jangan diteruskan,” ungkapnya.
Dokter Ari juga mengingatkan untuk berhati-hati ketika melakukan kerokan. Pada sebagian orang yang memiliki kelainan darah atau pembuluh darah di bawah kulit yang mudah pecah, proses kerokan dapat menyebabkan pembuluh darah semakin banyak yang pecah hingga mengalami infeksi.
“Selain itu, perhatikan alat yang digunakan. Misalnya, jangan pakai koin berkarat dan ditukar-tukar dengan orang lain karena bagi orang yang pecah pembuluh darahnya bisa menularkan (penyakit) ke lainnya. Pakai koin khusus untuk diri sendiri,” jelas dokter Ari.
Masuk angin memang sangat mengganggu aktivitas dan keseharian. Agar tidak mengalami masuk angin, beberapa cara berikut sebaiknya dilakukan untuk menjaga daya tahan tubuh:
Mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang
Memenuhi kebutuhan cairan tubuh yaitu dengan minum air putih setidaknya 8 gelas per hari
Tidur yang cukup, setidaknya 7-8 jam dalam sehari
Olahraga secara rutin
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah makan, setelah dari kamar mandi, dan setelah beraktivitas diluar.
Mengenakan jaket atau pakaian yang cukup hangat saat cuaca dingin
Mengonsumsi vitamin untuk membantu menjaga sistem imun.
Apabila gejala masuk angin tidak kunjung membaik. Sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk menerima penanganan lebih lanjut. (Kmr)