- unsplash/Dibakar Roy
6 Penyakit yang Mengintai Anak Saat Berenang di Banjir, Berisiko Kematian!
tvOnenews.com - Air banjir sering kali terlihat seperti “kolam renang alami” bagi anak-anak.
Padahal, keputusan membiarkan mereka bermain atau berenang di dalamnya dapat memicu berbagai penyakit berbahaya.
Banjir membawa campuran air kotor, limbah, bakteri, hingga bahan kimia yang mampu mengancam kesehatan anak, bahkan dalam waktu singkat.
Berikut enam penyakit yang perlu diwaspadai saat banjir melansir dari YouTube Halosehat
- unsplash/Iqro Rinaldi
1. Diare
Diare merupakan penyakit pencernaan yang paling sering dialami selama banjir. Kondisi ini terjadi ketika anak menelan air yang telah terkontaminasi bakteri atau virus.
Jika tidak ditangani dengan tepat, diare dapat menyebabkan dehidrasi, penurunan kesadaran, bahkan kematian pada kasus yang berat.
Orang tua perlu memperhatikan tanda-tanda seperti buang air besar yang sangat cair, muntah, atau anak tampak lemas.
2. Tifus (demam tifoid)
Bakteri Salmonella typhi dapat dengan mudah menyebar melalui genangan air banjir.
Anak yang berenang atau tidak sengaja menelan air banjir berisiko tinggi terinfeksi tifus.
Penyakit ini biasanya ditandai dengan demam berkepanjangan, lemas, sakit perut, dan gangguan pencernaan. Penanganan cepat sangat diperlukan agar infeksi tidak bertambah parah.
3. Leptospirosis
Leptospirosis muncul ketika bakteri Leptospira masuk ke tubuh melalui kulit atau luka terbuka.
Bakteri ini berasal dari urin atau darah hewan yang terinfeksi, terutama tikus, yang kemudian terbawa aliran banjir.
Anak yang bermain di air banjir dapat tertular dan mengalami gejala seperti demam tinggi, nyeri otot, hingga gangguan organ serius.
4. Demam berdarah atau malaria
Genangan air banjir menjadi tempat ideal bagi nyamuk berkembang biak. Anak yang bermain di area tergenang sangat mungkin digigit nyamuk penyebab demam berdarah atau malaria.
Kedua penyakit ini dapat memicu demam tinggi, tubuh menggigil, ruam, hingga komplikasi yang membahayakan.
5. Hipotermia
Berenang terlalu lama di air banjir yang dingin bisa menyebabkan hipotermia, yaitu kondisi ketika suhu tubuh anak turun drastis hingga di bawah 35°C. Padahal, suhu normal tubuh sekitar 37°C.
Hipotermia berpotensi menyebabkan tubuh gemetar hebat, kebingungan, hilang kesadaran, bahkan kematian jika tidak segera ditangani.
6. Penyakit kulit & risiko lain
Air banjir yang kotor dapat memicu berbagai penyakit kulit, seperti infeksi jamur, eksim, dermatitis kontak iritan, folikulitis, atau iritasi akibat gigitan serangga.
Selain itu, air banjir sering mengandung bahan kimia beracun, oli, dan gas yang dapat menyebabkan keracunan bila tertelan.
Anak juga berisiko terluka oleh benda tajam seperti kaca atau kawat, yang dapat memicu tetanus jika lukanya terkontaminasi.
- Aldi Herlanda/tvOnenews
Cara Mencegah Anak Terkena Penyakit Akibat Banjir
- Beri anak informasi tentang bahaya bermain atau berenang di air banjir.
- Biasakan sanitasi diri: cuci tangan, mandi dengan sabun, dan ganti pakaian setelah terkena banjir.
- Bersihkan lingkungan sekitar rumah untuk mengurangi potensi paparan bakteri.
- Jaga daya tahan tubuh anak dengan makanan sehat dan istirahat yang cukup.
- Bila perlu, berikan suplementasi pendamping sesuai kebutuhan.
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Jika anak terlanjur berenang di air banjir dan menunjukkan gejala sakit, segera konsultasikan ke dokter untuk penanganan cepat dan tepat.
(nka)