news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi Jengkol.
Sumber :
  • Gemini AI

Banyak yang Bilang Penderita Kolesterol Tinggi Dilarang Makan Jengkol, Benarkah Atau Cuma Mitos Turun-Temurun?

Penderita kolesterol tinggi dilarang makan jengkol, benarkah? Faktanya jengkol tidak mengandung kolesterol, begini penjelasan dari Dokter!
Kamis, 2 Oktober 2025 - 15:32 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Bagi sebagian orang Indonesia, jengkol bukan sekadar makanan, tapi juga bagian dari tradisi kuliner yang sulit ditinggalkan.

Aromanya yang khas dan teksturnya yang empuk sering membuat banyak orang ketagihan.

Namun, muncul pertanyaan, apakah penderita kolesterol tinggi boleh makan jengkol, atau sebaiknya menghindarinya?

Banyak yang percaya bahwa jengkol dapat memicu kolesterol tinggi, sehingga penderita disarankan menjauhinya.

Tapi benarkah hal itu, atau hanya mitos turun-temurun yang belum tentu terbukti secara medis?

Menurut penjelasan dr. Cahyo Purnomo yang dikutip dari kanal YouTube pribadinya, jengkol sebenarnya tidak mengandung kolesterol.

“Jengkol sebenarnya tidak mengandung kolesterol. Bahkan jengkol bisa menurunkan kolesterol karena tinggi kandungan serat,” kata dr. Cahyo

Justru, jengkol kaya akan serat yang bermanfaat dalam menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh.

Artinya, jengkol bukanlah makanan yang secara langsung meningkatkan kolesterol darah.

Namun, permasalahan bisa muncul dari cara memasaknya.

Banyak orang mengolah jengkol dengan cara digoreng atau dimasak menggunakan santan kelapa.

Nah, di sinilah letak bahayanya. Minyak goreng yang dipakai berulang kali atau santan kental mengandung lemak jenuh yang bisa memicu peningkatan kolesterol.

Jadi, bukan jengkolnya yang berbahaya, melainkan teknik memasaknya.

Walaupun jengkol tergolong aman, bukan berarti bisa dikonsumsi secara sembarangan.

Menurut dr. Cahyo, jengkol mengandung asam jengkolat yang jika berlebihan dapat memicu gagal ginjal akut.

Karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penderita kolesterol tinggi sebelum makan jengkol:

1. Pilih metode memasak yang sehat

Sebaiknya jengkol direbus atau dipanggang terlebih dahulu hingga empuk.

Hindari menggoreng dengan minyak berlebih atau memasak dengan santan yang pekat, karena lemak dari bahan tambahan inilah yang bisa memicu kolesterol.

2. Batasi jumlah konsumsi

Idealnya, konsumsi jengkol dibatasi antara 50-100 gram per hari, atau setara dengan 4-7 butir ukuran sedang.

Namun, bagi penderita kolesterol tinggi yang juga memiliki asam urat, sebaiknya tidak lebih dari 50 gram.

3. Jangan konsumsi setiap hari

Untuk menjaga keseimbangan, jengkol cukup dikonsumsi sekali dalam seminggu.

Kebiasaan makan jengkol setiap hari bisa meningkatkan risiko gangguan ginjal akibat akumulasi asam jengkolat.

4. Perbanyak minum air putih

Setelah makan jengkol, perbanyak minum air putih agar zat sisa metabolisme dapat lebih cepat dikeluarkan melalui urine.

Hal ini juga membantu mengurangi risiko gangguan pada ginjal.

Melihat penjelasan medis di atas, anggapan bahwa penderita kolesterol tinggi dilarang makan jengkol ternyata tidak sepenuhnya benar.

Jengkol tidak mengandung kolesterol, bahkan seratnya justru membantu menurunkan kolesterol jahat.

Namun, cara memasak dan jumlah konsumsi sangat menentukan aman atau tidaknya makanan ini bagi penderita.

Dengan pengolahan yang tepat dan porsi yang terkontrol, jengkol tetap bisa dinikmati tanpa perlu rasa takut kolesterol melonjak.

Yang terpenting adalah menghindari konsumsi berlebihan serta menjaga pola makan seimbang agar tubuh tetap sehat. (adk)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral