- Freepik
Miss V Kamu Sering Gatal? Kenali Gejala Infeksi Jamur Vagina dan Pengobatannya
tvOnenews.com - Infeksi jamur pada vagina adalah salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh wanita.
Infeksi jamur ini umumnya terjadi di area vagina akibat pertumbuhan jamur yang berlebih.
Jika dibiarkan, gejala infeksi jamur dapat semakin parah dan memerlukan penanganan medis yang tepat melalui pengobatan.
Vagina merupakan organ reproduksi yang sangat penting dan harus dijaga kebersihannya.
Jika perawatan tidak dilakukan dengan baik, wanita berisiko mengalami infeksi jamur.
Meski tidak tergolong berbahaya, infeksi ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan bahkan memengaruhi aktivitas sehari-hari jika tidak segera ditangani.
Dalam video edukasi Bincang Sehat MIKA di kanal YouTube Mitra Keluarga, dr. Duma Mauliyasari, Sp.Dv, dokter dermatologi dan venereologi, menjelaskan, “Vaginal yeast infection atau yang biasa juga disebut dengan Kandidiasis vulvovaginal adalah infeksi vagina yang disebabkan oleh jamur kandida terutama candida albicans. Hal ini terjadi karena adanya pertumbuhan jamur yang berlebih sehingga menyebabkan peradangan pada vagina hingga ke vulva atau bibir vagina.”
Dokter Duma juga menambahkan bahwa infeksi jamur ini umumnya dialami oleh wanita usia 20 tahun ke atas, meskipun sebenarnya bisa menyerang semua usia.
Faktor Penyebab Infeksi Jamur Vagina
Beberapa pemicu terjadinya infeksi jamur antara lain:
-
Kehamilan.
-
Diabetes melitus yang tidak terkontrol.
-
Stres psikososial.
-
Terlalu sering menggunakan pembersih vagina yang mengganggu pH alami.
-
Kondisi sistem imun yang lemah.
-
Konsumsi antibiotik dalam jangka panjang.
-
Pemakaian kontrasepsi oral yang mengandung estrogen.
-
Hygiene area kewanitaan yang kurang baik.
Gejala Infeksi Jamur Vagina
Gejala yang sering muncul pada pasien dengan infeksi jamur adalah:
-
Keputihan yang menggumpal, kadang berbau asam.
-
Rasa gatal intens pada bibir vagina.
-
Ruam kemerahan di area vagina.
-
Nyeri saat buang air kecil.
-
Rasa sakit setelah berhubungan intim.
Menurut dr. Duma, “Gejalanya banyak pasien datang dengan keluhan adanya keputihan, keputihan yang menggumpal, kadang berbau asam, kemudian adanya rasa yang sangat gatal pada bibir vagina hingga ditemukannya ruam kemerahan dan juga adanya nyeri pada saat buang air kecil dan juga nyeri setelah berhubungan intim.”
Pengobatan Infeksi Jamur Vagina
Penanganan infeksi jamur akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Pengobatan dapat berupa obat minum, obat oles, hingga obat intravaginal. Selain obat, perubahan gaya hidup juga sangat dianjurkan.
“Namun selain dengan pengobatan tentunya kita selalu mengingatkan pasien untuk mengubah pola hidupnya. Misalkan kita harus mengingatkan supaya mereka meningkatkan hygiene-nya, kemudian menggunakan celana dalam yang berbahan katun dan tidak ketat, jangan terlalu sering menggunakan pembersih vagina dan juga mengurangi tingkat kecemasannya,” jelas dr. Duma.
Dampak pada Ibu Hamil dan Menyusui
Pada ibu hamil, perlu dipastikan apakah infeksi benar-benar disebabkan oleh jamur atau ada infeksi bakteri penyerta.
Infeksi bakteri pada kehamilan bisa berisiko menyebabkan kelahiran prematur hingga keguguran.
“Kalau untuk kehamilan kita harus yakin dulu apakah ini yeast infection saja atau ada infeksi penyertanya misalkan infeksi bakteri, karena sebenarnya yang berdampak ke kehamilan adalah infeksi penyertanya yaitu infeksi bakteri bisa menyebabkan kelahiran prematur hingga abortus sehingga apabila mengalami keputihan segera periksakan diri.”
Sedangkan pada ibu menyusui, dampaknya lebih pada stres yang dapat menurunkan produksi ASI.
Infeksi jamur vagina memang tidak mengancam nyawa, namun bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan berdampak pada kualitas hidup wanita.
Menjaga kebersihan area kewanitaan, mengurangi penggunaan pembersih berlebihan, serta rutin memeriksakan diri ke dokter adalah langkah penting untuk mencegah dan mengatasi infeksi ini.
(anf)