- Instagram Ade Rai
Tolong Gen Z, Milenial, Gen X, Bukan Nasi Uduk, Bubur Ayam, Lontong Kari, Sarapan yang Benar dan Sehat kata Ade Rai adalah Makan Makanan ini
“Kalau saya harus makan, saya hanya akan mengonsumsi lemak dan protein, tidak ada karbo. Salah satu yang terbaik adalah telur, bisa dimakan putih dan kuningnya,” ujar Ade Rai.
Ia menjelaskan, rasio ideal untuk mengonsumsi telur adalah 3:1, yaitu tiga putih telur dan satu kuning telur.
Alternatif lainnya adalah rasio 2:1 atau 1:1, tergantung pada kebutuhan protein masing-masing individu.
Telur menjadi pilihan yang bagus karena mengandung asam amino esensial yang diperlukan untuk membangun dan memperbaiki otot, serta menjaga energi.
Menu sarapan lain yang disarankan Ade Rai meliputi daging ayam tanpa lemak atau ikan yang kaya akan omega-3.
Sumber protein hewani ini memberikan asupan energi yang cukup tanpa membuat tubuh merasa lemas atau lesu di pertengahan hari.
3. Menghindari Karbohidrat di Pagi Hari
Ade Rai menekankan pentingnya menghindari asupan karbohidrat di pagi hari, terutama yang berasal dari makanan olahan seperti roti, nasi, atau mie.
Karbohidrat yang dikonsumsi di pagi hari, menurut Ade Rai, dapat membuat tubuh menjadi cepat lapar lagi dan menyebabkan fluktuasi gula darah yang tidak stabil.
“Kita tidak memasukkan karbohidrat dalam sarapan karena justru itu yang membuat kita cepat lapar lagi dan energi cepat habis,” tambahnya.
Ia menyarankan agar asupan karbohidrat diberikan pada waktu makan siang atau malam, dan dalam jumlah yang terkontrol agar tidak berlebihan.
Sarapan tinggi karbohidrat, terutama dari gula tersembunyi dalam makanan olahan, seringkali menjadi penyebab kenaikan berat badan dan menurunnya energi secara cepat.
4. Tidak Sarapan Sama Sekali
Ade Rai juga menekankan bahwa opsi sarapan terbaik bisa jadi adalah tidak sarapan sama sekali, terutama bagi mereka yang menjalani intermittent fasting.
Dalam pola makan ini, waktu makan dibatasi, misalnya hanya dalam jangka waktu delapan jam, dan sisa waktunya digunakan untuk berpuasa.
“Dan yang terakhir, jenis breakfast terbaik adalah tidak breakfast,” kata Ade Rai. Baginya, puasa yang berkepanjangan dapat membantu tubuh lebih efisien dalam membakar lemak yang tersimpan sebagai sumber energi.
Puasa pagi juga memberikan waktu istirahat yang cukup bagi sistem pencernaan dan memungkinkan tubuh untuk fokus pada proses regenerasi dan detoksifikasi.