- Freepik
Sejarah Unik di Balik Aksara Jepang: Hiragana, Katakana, Kanji yang Orang Jarang Tahu
Akhirnya tak berapa lama keluarlah keputusan bahwa mereka tetap menggunakan aksara Kanji Tiongkok tapi susunan tata bahasa yang digunakan bersumber dari penuturan bahasa Jepang.
Sayangnya, ternyata tidak semua orang bisa belajar dan menguasai aksara Kanji dari Tiongkok. Maka kaum wanita pada masa itu tidak diizinkan mempelajari aksara Kanji, sehingga muncul ide menciptakan aksara baru di kalangan wanita.
Nah, agar mudah dipahami berikut ringkasan perbedaan tiga aksara Jepang:
Aksara Kanji: Meski berawal dari Tiongkok, aksara Kanji Jepang telah memiliki perbedaan gaya coretan dan juga pelafalan.
Aksara Hiragana: Berawal dari Aksara Kanji lalu mengalami perubahan sehingga menjadi lebih sesuai dengan penulisan tata bahasa Jepang. Hiragana juga digunakan untuk menulis nama kata-kata asli Jepang, seperti saya (watashi =わたし), Jepang (Nihon= にほん), Takeshi (たけし), dll.
Aksara Katakana: Berawal dari Aksara Kanji lalu dikembangkan oleh rohaniawan Buddha dengan tujuan melafalkan kitab suci Buddha yang bertuliskan Kanji Tiongkok. Sekarang Katakana digunakan untuk menulis kata serapan, seperti pisang (banana = バナナ), laptop (pasokon = パソコン), Amir (Amiru = アミル), dll.
Mengenalkan cara membaca huruf Katakana ke siswa SMP LABSCHOOL 3 UNESA
Bersama Dr. Miftachul Amri, M.Pd., M.Ed., Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M.Litt, Dr. Urip Zaenal Fanani, M.Pd., dan Dr. Mintarsih, S.S., M. Pd., Yovinza melaksanakan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) tentang pelatihan keterampilan menulis dan membaca huruf katakana difokuskan kepada siswa-siswi SMP LABSCHOOL 3 UNESA kelas 8B atau kelas2B yang mengalami kesulitan menulis dan membaca huruf katakana.
“Pelatihan ketrampilan ini bertujuan meningkatkan kemampuan menulis dan membaca huruf katakana juga diharapkan dapat meningkatkan minat siswa belajar bahasa Jepang,” kata Miftachul.
“Harapannya di kemudian hari dapat melanjutkan belajar bahasa Jepang di tingkat perguruan tinggi, khususnya di Program Bahasa Jepang Universitas Negeri Surabaya,” imbuhnya.
Tujuan yang ditargetkan adalah video kegiatan yang akan dipublikasikan di website jurusan maupun media sosial (Youtube dan Instagram) agar diketahui masyarakat umum sekaligus sebagai promosi jurusan.