news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Waspada, autoimun bisa menyerang kulit.
Sumber :
  • (ANTARA/Shutterstock/Liga Cerina)

Tetap Bisa Divaksin Covid-19, Ini Seluk Beluk Penyakit Autoimun yang Menyerang Kulit

Normalnya, sistem imun membantu menyingkirkan infeksi virus dan bakteri. Namun penyakit autoimun, sel tubuh dianggap sebagai suatu benda asing yang akhirnya menyerang tubuhnya sendiri.
Kamis, 4 November 2021 - 09:59 WIB
Reporter:
Editor :

Sedangkan Urtikaria, merupakan kondisi di mana terdapat lesi pada kulit yang meninggi dan gatal. Umumnya, lesi tersebut berwarna merah dan terasa gatal hingga perih. "Prevalensi urtikaria autoimun dilaporkan sekitar 0,05-3 persen dan ditemukan dua kali lebih banyak pada perempuan dengan rentang usia 40-49 tahun," ujar dr. Amelia.

dr. Amelia menegaskan, bahwa ketiga penyakit autoimun kulit tersebut tidaklah menular, namun penyakit ini kronis, jangka panjang dan kambuhan. Meski demikian hal ini bisa dicegah dengan kontrol rutin dan pola hidup sehat. "Pasien tentu harus menerapkan gaya hidup sehat, misalnya makan makanan bergizi yang kaya akan vitamin D dan menghindari rokok. Namun, menjaga kesehatan mental juga tak kalah penting bagi pasien, seperti tetap aktif dan berpikir positif, serta mampu memanajemen stres. Yang terpenting, segera melakukan konsultasi ke dokter spesialis kulit jika mengalami gejala atau jika mengalami kekambuhan," katanya.

Terkait pengobatan, baik psoriasis, vitiligo, maupun urtikaria memiliki cara spesifiknya masing-masing. Namun secara umum, tatalaksana penyakit autoimun kulit berupa obat oles (topikal), obat minum (oral), obat suntik, maupun fototerapi atau fotokemoterapi.

Pertimbangan pemberian terapi tentu disesuaikan dengan jenis penyakit, luas dan derajat keparahan penyakit, serta kondisi penyertanya atau komorbiditas. Selain obat-obatan, penatalaksanaan non-medikamentosa juga penting, yakni dengan menghindari garukan dan trauma, hingga manajemen stres yang baik juga berperan penting dalam membantu mengendalikan penyakit autoimun kulit.

dr. Amelia juga mengatakan, pengobatan terhadap penyakit autoimun kulit menjadi tantangan tersendiri pada masa pandemi. Sebab, banyak pasien yang takut untuk memeriksakan diri ke dokter serta memilih melakukan pengobatan sendiri di rumah yang justru seringkali memperberat kondisinya. "Pada intinya, jangan takut memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit karena tentu saja prosedur konsultasi dan pemeriksaan semuanya sesuai dengan protokol kesehatan," kata dr. Amelia.

Sementara itu, dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV mengatakan, masih banyak masyarakat yang memiliki gejala autoimun namun menganggapnya sebagai masalah kulit biasa atau alergi sehingga melakukan pengobatan sendiri di rumah. Penyakit autoimun kulit harus dikonsultasikan kepada dokter. Deteksi sedini mungkin dapat membantu mengontrol di kemudian hari agar gejala tidak melebar. "Semua reaksi yang terjadi pada kulit, gejala yang timbul itu kalau enggak merah ya gatal. Itu yang bisa diraskaan dan dilihat oleh pasien tetapi apa yang kita lihat dan cocokkan, kita akan melihat dari derajat kemerahannya," ujar dr. Anthony.

Berita Terkait

1
2
3 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

01:02
02:56
15:03
10:35
06:54
01:00:11

Viral