- Tebuireng Online
Heroik, KH Hasyim Asy'ari, Kakek Presiden Gus Dur, Ternyata Pernah Tolak Bintang Jasa dari Pihak ini.....
Kiprah Besar KH Hasyim Asy’ari
Diketahui KH Hasyim Asy’ari mendedikasikan hidupnya untuk berdakwah bahkan hingga meninggal dunia. Pada tahun 1899, KH Hasyim Asy’ari diketahui mendirikan Pesantren Tebuireng. Pada awal pendirian, jumlah santri di Tebuireng hanyalah 8 orang.
Namun seiring berjalannya waktu, jumlah santri di pondok pesantren tersebut terus meningkat, bahkan berasal dari seluruh penjuru nusantara. Pada 16 Rajab 1344 H atau 31 Januari 1926 M, diketahui KH Hasyim Asy’ari menidirkan organisasi Nahdlatul Ulama.
Pendirian organisasi ini tidak lepas dari nasihat beberapa kiai pengasuh pesantren serta petunjuk guru KH Hasyim Asy’ari, KH Kholil bin Abdul Latif Bangkalan. Nahdlatul Ulama atau NU berdiri sebagai bentuk respon dari situasi dunia Islam kala itu yang sedang dilanda pertentangan paham.
Kala itu ada pertentangan paham antara paham pembaharuan dengan paham bermadzhab. Sementara NU hadir dengan pemikiran yang lebih moderat. Pada masa penjajahan, KH Hasyim Asy’ari juga tidak tinggal diam untuk turut andil melawan penjajah. Beliau termasuk sebagai salah satu sosok yang bisa membuat Belanda serta Jepang segan.
Bahkan ketika masa penjajahan Belanda, KH Hasyim Asy’ari pernah dianugerahi bintang jasa. Namun bintang jasa tersebut justru ditolak oleh KH Hasyim Asy’ari.
Sebagai seorang pemikir ulung, KH Hasyim Asy’ari juga memiliki karya yang luar biasa. Dilansir dari laman Tebuireng Online, beberapa kitab buatan KH Hasyim Asyari yang dipelajari di pesantren-pesantren Indonesia, antara lain:
- At-Tibyan fi al-Nahy’an Muqatha’at al-Arham wa al-Aqarib wa al-Ikhwan.
- Muqaddimah al-Qanun al-Asasi li Jam’iyyat Nahdlatul Ulama.
- Risalah fi Ta’kid al-Akhdzi bi Mazhab al-A’immah al-Arba’ah.
- Arba’ina Haditsan Tata’allaqu bi Mabadi’ Jam’iyyat Nahdlatul Ulama.
- Adab al-‘Alim wa al-Muta’alim fi ma Yanhaju Ilaih al-Muta’allim fi Maqamati Ta’limihi.
- Rasalah Ahl aas-Sunnah wa al-Jamaah fi Hadts al-Mauta wa Syuruth as-Sa’ah wa Bayani Mafhum as-Sunnah wa al-Bid’ah.