HIPMI menggelar Debat Final Kandidat Calon Ketua Umum (Caketum) BPP HIPMI periode 2022-2025, Jumat (18/11/2022) di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta. .
Sumber :
  • Istimewa

Tiga Calon Ketua Umum BPP HIPMI 2022-2025 Adu Gagasan di Debat Final

Sabtu, 19 November 2022 - 20:22 WIB

Jakarta - Rangkaian kegiatan Road to Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) XVII untuk memilih Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI 2022-2025, telah memasuki fase akhir. HIPMI menggelar Debat Final Kandidat Calon Ketua Umum (Caketum) BPP HIPMI periode 2022-2025.

Hal tersebut ditandai dengan dipertemukannya kembali ketiga caketum dalam Debat Final yang dilaksanakan pada Jumat (18/11/2022) di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta. 

Ketiga caketum yang tengah berkontestasi yakni Wakil Ketua Umum BPP HIPMI Akbar Himawan Buchari, Sekretaris Jenderal Bagas Adhadirgha, serta Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP HIPMI Anggawira.

Acara dikemas selama satu jam dengan menghadirkan sejumlah panelis untuk menguji para kandidat. 

Keempat panelis tersebut adalah Ketua Umum BPP HIPMI Periode 1972-1973 yang juga Founder/Pendiri HIPMI Abdul Latief, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid, serta Ekonom yang juga Guru Besar Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (JIE FEB UB) Ahmad Erani Yustika.

Acara debat dibagi menjadi empat sesi. Diawali dengan presentasi visi misi dan program kerja selama satu menit. 

Sesi kedua pendalaman visi misi atau menjawab pertanyaan dari panelis selama satu menit. Sesi ketiga tanya jawab panelis selama masing-masing satu menit, dan sesi keempat adalah antar caketum saling memberikan pertanyaan.

Dalam pidato pembukaan acara debat, Plt Ketua Umum BPP HIPMI Eka Sastra mengatakan, HIPMI lahir dengan cita-cita menjadi pemain ekonomi Indonesia serta sekaligus menjadi tuan di negeri sendiri. 

Cita-cita tersebut bagaimana menciptakan anak muda yang memiliki kapasitas entrepreneurship dan bagaimana HIPMI sebagai mitra strategis pemerintah, berjuang untuk menumbuhkembangkan suasana ekonomi yang berpihak pada penguatan pengusaha nasional.

"Ini merupakan debat terakhir, ketiga caketum yang hadir di acara debat hari ini adalah kader terbaik yang memiliki kompetensi dan leadership dalam ekonomi nasional. Debat hari ini adalah sebagai bentuk wujud komitmen moralitas dan wujud komitmen intelektualitas sebagai kader HIPMI untuk membawa HIPMI kedepan ke arah yang lebih baik," ujar Eka.

Eka berharap, para caketum dapat memahami pentingnya melanjutkan program yang telah dirancang sebelumnya, karena HIPMI harus hadir sebagai lokomotif pembangunan perekonomian yang berkeadilan. Menurutnya, bangsa yang besar akan maju jika mempunyai pengusaha yang banyak.

"Persaingan pasar bebas ke depan, Indonesia memerlukan kondisi ekonomi yang handal dalam memenangkan persaingan global. Untuk itu, seluruh jajaran HIPMI harus lebih kreatif dan inovatif dalam menjalankan bisnisnya," ucapnya.

Caketum Nomor Urut 1 Akbar Himawan Buchari memaparkan bahwa HIPMI olehnya akan terus mendorong adanya stabilitas ekonomi demi pertumbuhan ekonomi. 

Ekonomi global akan menghadapi tantangan yang sangat berat. Untuk itu, butuh stabilitas ekonomi agar ekonomi Indonesia akan baik.

"HIPMI harus hadir di tengah dunia usaha yang ada di Indonesia, dan memberi masukan bagi pemerintah untuk terus menjaga stabilitas ekonomi. Saya berharap dengan hadirnya HIPMI di tengah-tengah dunia usaha di Indonesia, bisa menjadikan peran penting dan masukan bagi pemerintah agar ekonomi kita akan baik," ungkap Akbar.

Caketum Nomor Urut 2 Bagas Adhadirgha memaparkan bahwa HIPMI akan menjadi organisasi servis dan mengadakan banyak pelatihan-pelatihan terutama di bidang teknologi informasi. 

HIPMI akan mendukung para pengusaha muda UMKM dengan cara menjadikan HIPMI sebagai pusat inkubator sehingga UMKM-UMKM tersebut dapat terverifikasi baik dalam dan luar negeri.

"Ada dua kunci utama untuk membawa Indonesia menjadi negara maju. Indonesia harus mengejar ketertinggalan rasio pengusaha yang baru mencapai 3 persen. Salah satu syarat menjadi negara maju adalah harus memiliki rasio pengusaha sebesar 10-14 persen. Jika ingin mencapai visi Indonesia menjadi negara maju tahun 2045, maka harus ada penambahan 7-8 persen rasio dalam 23 tahun," tutur Bagas.

Kunci kedua, mendorong UMKM untuk berani membangun bisnis pada sektor teknologi dan manufaktur. Kebanyakan negara maju memilik UMKM di sektor teknologi. Bagas mencontohkan Amerika, yang memiliki UMKM di sektor teknologi.

"Di sana, ibu rumah tangga memiliki UMKM itu di sektor pesawat terbang, dan itu merupakan termasuk teknologi tinggi. Melalui HIPMI, saya berharap dapat mendorong pengusaha untuk membangun usaha di sektor teknologi. Sehingga, rasio pengusaha 7-8 persen yang harus dipenuhi Indonesia, memiliki mental di sektor tersebut," pungkasnya.

Caketum Nomor Urut 3 Anggawira melihat pengusaha muda memiliki peran utama dalam hilirisasi sektor industri. Untuk membangun hilirisasi industri ekonomi yang bernilai tambah dan berdampak bagi bangsa, butuh peran pemuda.

"Karena pengusaha muda memiliki pengetahuan lebih dalam mengembangkan dan mengaplikasikan teknologi dalam kegiatan bisnis. Jadi, jangan jadikan pengusaha muda hanya sebagai pedagang," ujar Anggawira.

Pentingnya peran pengusaha muda dalam pengembangan hilirisasi industri, menurutnya harus didukung bahkan sampai di wilayah pedesaan. 

Terdapat dana desa yang bisa dimanfaatkan untuk melahirkan pengusaha muda di sektor teknologi pada wilayah pedesaan. Tujuannya adalah untuk mendukung hilirisasi yang saat ini tengah digencarkan oleh pemerintah.

"Transformasi digital dalam tata kelola HIPMI dapat menciptakan teknopreneur atau pengusaha teknologi muda," ucapnya.

Puncak Munas HIPMI XVII akan berlangsung di Solo, Jawa Tengah pada 21-23 November mendatang dan menurut rencana akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri oleh lebih dari 1.500 pengusaha muda dari seluruh Indonesia.(muu)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:23
04:46
05:39
03:03
03:29
02:11
Viral