- Tim TvOne/ Miko
Pasokan Kurang dan Pupuk Mahal Cabai Rawit di Bengkulu Tembus Rp 100 Ribu
Bengkulu - Lonjakan harga cabai sejak sebulan terakhir cukup membuat masyarakat mengeluh, pasalnya di sejumlah pasar di Kota Bengkulu sejak empat hari terakhir mengalami kenaikan diduga pasokan berkurang akibat petani kurangi jumlah tanam karena mahalnya harga pupuk khususnya di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.
Sebelumnya cabai merah keriting ada di kisaran Rp 60 hingga Rp 64 ribu per kilogram, seperti yang terjadi di Pasar Panorama, Kota Bengkulu, kenaikan terparah terjadi pada harga cabai rawit menembus diharga Rp 100 ribu per kilogram.
"Harga cabai rawit sampai Rp 100 ribu per kilogram. Sementara cabai merah Rp 80 ribu," kata warga Kota Bengkulu Nena usai berbelanja di Pasar Panorama, Kota Bengkulu, Selasa (14/6/2022).
Menurut Nena harga cabai rawit biasanya hanya Rp 30 ribu per kilogram. Sementara cabai merah Rp 30 ribu bila harga sebelumnya, harga itu jauh sebelum hari hari kemaren.
Dikatakan Nena, naiknya harga cabai karena kurangnya pasokan dari daerah sentra penghasil sayuran dan cabai seperti Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.
Beberapa pedagang di Pasar Panorama Kota Bengkulu, membenarkan kenaikan harga cabai karena kurangnya pasokan ditambah memang harga beli dari petani sudah naik.
"Pasokan kurang, harga memang sudah naik dari petani juga," kata Lessi salah satu pedagang cabai.
Lek Rono demikian sapaan salah satu petani di Rejang Lebong menjelaskan dirinya memang kurangi tanam cabai karena harga pupuk, pestisida yang mahal belum lagi ditambah dengan faktor cuaca yang ikut memperburuk kondisi tanaman dan buah.
"Menanam cabai ini rumit, dia rentan ditambah harga pupuk yang sekarang mahal, cuaca juga parah sekarang ini," ujar Lek Rono.
Hak senada diungkapkan Kasubdit Indagsi Polda Bengkulu, Kompol Novi Ari, pihaknya bersama Tim Satgas Pangan telah melakukan kontrol dan pengawasan terhadap ketersediaan pasokan terlebih dengan lonjakan harga, khusus yang terjadi saat ini seperti cabai.
"Iya, kita dari Indagsi Polda Bengkulu telah melakukan kontrol dan pengecekan pasokan di sejumlah pasar tradisional, memang lonjakan harga khusus cabai cukup tinggi,” kata Novi Ari.
Kenaikan ini terjadi karena pasokan dari tingkat petani khususnya dari Rejang Lebong, Lebong dan Bengkulu Utara yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal, pasokan dari luar dari seperti Sumatera Barat, Lampung dan Palembang tidak tersedia.
"Dari petani kita sudah berkurang pasokannya, dari luar provinsi juga tersendat sehingga tentunya saja mekanisme pasar berlaku. Ini karena cuaca kalo dari pengawasan kita,” pungkasnya. (Rgo/Lno)